Harga batu bara Newcastle rata-rata berada di USD135,7 per ton selama sepuluh bulan pertama 2024, sejalan dengan proyeksi Mirae USD135 per ton untuk tahun ini.
Proyeksi Sektor Batu Bara di Akhir 2024, Bagaimana Nasib Saham ADRO? (Foto: Freepik)
IDXChannel - Produksi batu bara nasional hingga Oktober 2024 mencapai 699 juta ton, tumbuh 6,7 persen secara tahunan (YoY).
Angka ini sudah memenuhi 98 persen dari target pemerintah sebesar 710 juta ton dan 76 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sebesar 920 juta ton.
Riset Mirae Asset Sekuritas, yang dirilis pada 20 November 2024, menyebutkan produksi diproyeksikan berada di rentang 780-830 juta ton hingga akhir 2024.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan yang lebih tinggi pada kuartal IV-2024, terutama di Kalimantan, berpotensi menekan produksi menjadi sekitar 201 juta ton, turun 4,8 persen dibanding kuartal sebelumnya (QoQ).
Konsumsi dan Ekspor Melebihi Proyeksi
Konsumsi batu bara domestik pada Oktober 2024 tercatat naik 11 persen secara bulanan (MoM) menjadi 35 juta ton, sehingga total konsumsi selama sepuluh bulan pertama mencapai 309 juta ton atau tumbuh 15 persen YoY.
Tren ini membuka peluang konsumsi domestik melampaui proyeksi awal yang hanya tumbuh 12 persen, berpotensi mencapai 387 juta ton pada akhir tahun.
Di sisi lain, ekspor juga mencatat kinerja impresif, mencapai 351 juta ton hingga Oktober 2024 atau naik 8 persen YoY.
Permintaan yang kuat dari India menjadi pendorong utama, dengan potensi ekspor melampaui proyeksi awal yang hanya tumbuh 3 persen, menuju angka lebih dari 418 juta ton pada akhir 2024.
Proyeksi Harga Batu Bara
Harga batu bara Newcastle rata-rata berada di USD135,7 per ton selama sepuluh bulan pertama 2024, sejalan dengan proyeksi Mirae USD135 per ton untuk tahun ini.
Pada Oktober, harga naik 3,8 persen MoM menjadi USD145,4 per ton, didorong penurunan produksi dan lonjakan permintaan.
“Kami mempertahankan proyeksi harga rata-rata batu bara 2024 di kisaran USD130-140 per ton, dengan harga pada kuartal IV-2024 diperkirakan mencapai USD148 per ton,” kata analis Mirae.
Nasib ADRO
Mirae Asset mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor batu bara, dengan rekomendasi tahan (hold) untuk saham ADRO dengan target harga Rp3.650 per saham dan ITMG di Rp25.500 per saham.
“Meskipun produksi tumbuh pesat dan permintaan melampaui ekspektasi, kami menilai harga batu bara telah membatasi laba perusahaan tahun ini dan kemungkinan akan tetap relatif datar tahun depan,” ujar analis Mirae.
ADRO dinilai unggul karena fundamental yang kuat, pengelolaan biaya yang efektif, dan dampak positif dari transisi izin usaha pertambangan ke izin usaha pertambangan khusus (IUPK), yang menekan tarif pajak efektif.
Selain itu, dividen spesial ADRO yang diantisipasi sebesar USD2,6 miliar atau setara IDR1.300 per saham memberikan imbal hasil (yield) di atas 30 persen.
Namun, pasca-pemecahan usaha (spin-off) unit batu bara termalnya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) atau AAI, ADRO menghadapi risiko kenaikan valuasi price-to earnings (P/E) ratio dari 5 kali menjadi 14 kali.
Sementara itu, ITMG diproyeksikan memanfaatkan permintaan tinggi untuk batu bara kalori tinggi, yang harganya melonjak akibat kendala produksi di Australia.
ITMG juga, kata analis Mirae, konsisten memberikan imbal hasil dividen dua digit, menjadikannya saham yang menarik bagi investor. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.