Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada energi bisa diwujudkan dalam 4-5 tahun mendatang.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada energi bisa diwujudkan dalam 4-5 tahun mendatang. (Foto: Dok. Pertamina)
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada energi bisa diwujudkan dalam 4-5 tahun mendatang. Swasembada energi merupakan satu dari 17 program prioritas di bawah visi Asta Cita.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso siap mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi. Selain mempertahankan bisnis energi yang sudah ada (existing), Pertamina akan meningkatkan bisnis energi baru terbarukan (EBT) yang rendah karbon
Saat ini, Pertamina telah mengembangkan empat terobosan dalam bisnis rendah karbon yang meliputi pengembangan biofuel, petrochemical, geothermal, dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS). Terobosan tersebut merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan perannya untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
“Terobosan ini akan memperkuat swasembada energi, sekaligus memberikan dampak dalam penurunan emisi karbon, diversifikasi portofolio bisnis yang akan membuka peluang bisnis baru di masa depan,” ujar Fadjar lewat keterangan resmi, Kamis (24/10/2024).
Dia mencatat, Pertamina mengembangkan energi biofuel sebagai bahan bakar ramah lingkungan dengan campuran bahan nabati. Lalu memproduksi dan memanfaatkan biodiesel B35.
Perseroan juga mengembangan Pertamax Green dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) bahan bakar pesawat terbang dengan campuran bahan nabati.
“Biofuel yang telah dijalankan Pertamina berdampak pada pengurangan emisi, sehingga memiliki nilai tambah positif bagi masyarakat. Pada 2023, penerapan B35 mampu menurunkan emisi CO2 hingga 32,7 juta ton,” katanya.
Sementara dalam pengembangan geothermal, kata Fadjar, Pertamina mengelola 15 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang 672 MW yang akan dinaikkan menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan. Pertamina memiliki potensi cadangan panas bumi yang siap dikembangkan.
Untuk pengembangan petrochemical, Pertamina menargetkan produksi sebesar 3,2 juta ton di tahun 2025 dari saat ini sebesar 1,9 juta ton per tahun. Untuk pengembangan bisnis ini, Pertamina terbuka untuk menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dari dalam dan luar negeri.
Dari bisnis hulu migas, Pertamina juga berkontribusi pada pengurangan emisi melalui pengembangan CCS/CCUS. Pengembangan CCS/CCUS secara akumulatif berpotensi mengurangi emisi hingga 1,5 juta tahun 2029. Proyek pengembangan yang sudah dilakukan antara lain di Lapangan Sukowati, Lapangan Jatibarang, dan Lapangan Ramba.
Selain mengembangkan proyek, Pertamina juga melibatkan masyarakat dalam memanfaatkan energi hijau yang berdampak pada swasembada energi melalui Program Desa Energi Berdikari. Hingga saat ini, jumlahnya telah mencapai 85 desa binaan di seluruh Indonesia. Berbagai terobosan Pertamina dalam mencapai target swasembada energi dan dekarbonisasi berhasil menurunkan emisi di atas target.
Realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2023. Pertamina melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e.
“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina optimistis bisa mendukung program pemerintah swasembada energi sekaligus mencapai NZE sesuai target nasional,” kata Fadjar.
(Rahmat Fiansyah)