Beberapa pekerjaan non-formal memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu, bahkan ada yang memerlukan sertifikasi.
Penyebab Pekerja Non-formal di Luar Negeri Dibayar Lebih Tinggi, Ini Alasannya. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Apa penyebab pekerja non-formal di luar negeri dibayar lebih tinggi. Tidak semua pekerjaan non-formal memiliki upah tinggi, tetapi ada beberapa jenis pekerjaan non-formal yang menghasilkan upah yang sama tinggi dengan pekerjaan formal.
Sebelum meyakini bahwa upah suatu pekerjaan di luar negeri tinggi, perlu diingat bahwa nilai upah yang Anda lihat di internet dituliskan dalam mata uang asing, yang jika dikonversi ke rupiah bisa menghasilkan nilai yang lebih tinggi.
Sehingga bila dua pekerjaan yang sama di dua negara yang berbeda diperbandingkan besaran upahnya dalam rupiah, nilai upah pekerjaan di luar negeri terasa lebih tinggi dibandingkan pekerjaan yang sama di dalam negeri.
Namun tidak menutup kemungkinan upah pekerjaan di luar negeri (dalam mata uangnya) memang lebih tinggi dibanding upah di Indonesia jika standar biaya hidup dengan layak di negara tersebut memang rata-rata lebih murah dari Indonesia.
Pekerjaan non-formal adalah jenis pekerjaan yang tidak diatur secara resmi oleh pemerintah, umumnya pekerjaan ini tidak melibatkan pengerjaan tugas di kantor. Pekerja non-formal disebut juga dengan blue collar worker, atau pekerja kerah biru.
Beberapa contoh pekerjaan non-formal antara lain asisten rumah tangga, waitress, pekerja perkebunan dan pertanian, operator mesin, caregiver (perawat/pengasuh), pekerja konstruksi, dan sebagainya.
Apa beberapa penyebab pekerja non-formal di luar negeri dibayar lebih tinggi. Melansir Jobstreet dan sumber lainnya (18/2), berikut alasannya.
1. Standar Upah Tinggi
Beberapa negara memang memiliki standar upah yang tinggi, dan ada beberapa negara yang mengatur berapa besaran upah minimum yang harus dibayarkan kepada pekerja asing di negaranya.
Melansir Labour Department Hong Kong (18/2), upah asisten rumah tangga migran yang diperbolehkan di Hong Kong adalah HKD4.990, atau setara dengan Rp10,46 juta per bulan. Sementara tunjangan uang makan yang diperbolehkan minimal HKD1.238 per bulan.
Sementara di Indonesia, rata-rata upah untuk pekerjaan yang sama tidak mencapai angka Rp10 juta per bulan. Dengan standar biaya hidup yang cukup tinggi di Hong Kong, yakni bisa mencapai belasan ribu HKD per bulan.
2. Beberapa Pekerjaan Memerlukan Skill
Beberapa pekerjaan non-formal memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu, bahkan ada yang memerlukan sertifikasi. Misalnya operator mesin dan tukang las. Pekerjaan las terdengar remeh, tetapi pekerjaan ini bisa menghasilkan gaji yang tinggi.
Mengutip Jobstreet, contoh lain pekerjaan non-formal yang memerlukan keahlian misalnya reparasi dan pemasangan lift, di Amerika Serikat pekerjaan ini bisa menghasilkan puluhan ribu dolar selama setahun.
Demikian juga dengan tukang listrik, operator di pembangkit listrik, pekerja pabrik pengolahan logam, semuanya adalah pekerjaan yang membutuhkan keahian dan dibayar dengan upah mahal.
Keahlian spesifik seperti itu tidak dimiliki pekerja lain pada umumnya, sehingga wajar bila jenis-jenis pekerjaan non-formal yang berkaitan dengan keahlian teknis dan operasi menawarkan upah yang lebih tinggi.
Itulah beberapa penyebab pekerja non-formal di luar negeri dibayar lebih tinggi.
(Nadya Kurnia)