Mengenal 2 Emiten yang Menguasai Bisnis Geothermal di BEI, Intip Perbandingannya

3 hours ago 2

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) adalah dua emiten yang menguasai bisnis geothermal.

 Freepik)

Mengenal 2 Emiten yang Menguasai Bisnis Geothermal di BEI, Intip Perbandingannya. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Apa saja emiten yang menguasai bisnis geothermal di Indonesia? Terdapat dua emiten di Bursa Efek Indonesia yang memfokusnya usahanya pada bisnis pembangkit listrik dan pengelolaan panas bumi. 

Yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Kedua emiten ini belum lama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. PGEO melangsungkan initial public offering pada 24 Februari 2023. 

Dengan jumlah saham penawaran mencapai 10,35 miliar lembar dengan harga Rp875 per saham. Dalam penawaran perdana tersebut, anak usaha Pertamina ini sukses menghimpun dana senilai Rp9,05 triliun. 

Sementara PT Barito Renewables Energy Tbk melangsungkan IPO pada 9 Oktober 2023, dengan jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat berjumlah 4.015.000.000 lembar seharga Rp780 per saham, atau tiga persen dari modal ditempatkan. 

BREN sukses menghimpun dana segar senilai Rp3,13 triliun. Berkat nilai IPO tersebut, BREN dan PGEO masuk dalam daftar IPO terbesar di Indonesia sepanjang 2023. PGEO menduduki urutan ketiga, sementara BREN menduduki urutan kelima. 

Energi baru terbarukan mulai dilirik investor, beriringan dengan upaya pelaku industri dunia untuk mencari sumber energi alternatif dan mengurangi ketergantungan pada energi berbahan bakar sumber daya alam ekstraktif seperti batu bara dan gas bumi. 

Energi geothermal memanfaatkan panas bumi, di mana panas bumi di bawah permukaan memanaskan air tanah, yang kemudian menjadi uap untuk menggerakkan turbin generator listrik. Panas bumi sendiri adalah energi yang tidak pernah habis. 

Seperti apa bisnis dan perkembangan saham emiten yang menguasai bisnis geothermal

2 Emiten yang Menguasai Bisnis Geothermal, Pilih PGEO atau BREN? 

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) 

Melansir laman resmi Pertamina Geothermal (24/2), saat ini perseroan mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi dan satu penugasan dengan total kapasitas terpasang mencapai 1.877 megawatt yang terdiri dari 672 megawatt dioperasikan sendiri dan sisanya adalah operasi gabungan dengan perusahaan lain. 

Ketigabelas wilayah kerja PGEO tersebar di enam area. Yakni Kamojang-Darajat (Jabar), Lahendong (Sulut), Ulubelu (Lampung), Lumut Balai (Sumsel), Karaha Cakrabuana (Jabar), dan Sibayak-Sinabung (Sumut). 

Saat ini PGEO juga tengah mengeksplorasi potensi panas bumi di dua lapangan yang terletak di Bukit Daun (Bengkulu) dan Seulawah (Aceh). 

Sampai dengan 30 September 2024, PGEO mencatatkan pendapatan senilai USD306,02 juta, turun tipis 0,71 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih periode berjalan hingga 30 September 2024 tercatat mencapai USD133,99 juta, naik tipis 0,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) 

BREN mengoperasikan beberapa lapangan panas bumi dan menyuplai uap panas bumi ke pembangkit listrik yang dioperasikan PLN melalui Star Energy. Emiten ini memiliki hak eksklusif pengembangan bersama PGEO dan menyuplai listrik untuk PLN. 

Pada lapangan Wayang Windu (Jawa Barat), Star Energy Geothermal Ltd mengoperasikan pembangkit dengan kapasitas listrik sebesar 230,5 megawatt. Perusahaan ini memiliki hak eksklusif untuk pengembangan area panas bumi dengan PGEO hingga 2039. 

Sementara Star Energy Geothermal Darajat II Ltd (Jabar) mengoperasikan pembangkit uap dengan kapasitas 274,5 megawatt. Perusahaan ini juga memiliki hak eksklusif untuk pengembangan area panas bumi dengan PGEO hingga 2041. 

Kemudian Star Energy Geothermal Salak Ltd (Jabar) memiliki hak eksklusif pengembangan area panas bumi dengan PGEO hingga 2040 dan menyediakan listrik hingga 495 megawatt berdasarkan kontrak penjualan energi dengan PGEO dan PLN. 

Selain itu, BREN juga tengah melakukan eksplorasi geothermal di kawasan Gunung Hamiding (Maluku Utara) dan Sekincau Selatan (Lampung), serta mengelola PLTB Sidrap yang berkapasitas 75 megawatt di Sulsel. 

Hingga kuartal III-2024 silam, BREN mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar USD441,3 juta, turun tipis 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih tercatat mencapai USD86,1 juta.

Itulah penjelasan singkat tentang dua emiten yang menguasai bisnis geothermal di Bursa Efek Indonesia.  


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |