Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyiratkan bakal membuka blokir ekspor chip kecerdasan buatan (AI) dan teknologi terkait ke negara sekutu.
Ilustrasi chip atau semikonduktor. (Foto: Ist.)
IDXChannel — Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyiratkan bakal membuka blokir ekspor chip kecerdasan buatan (AI) dan teknologi terkait ke negara sekutu untuk mengelola risiko keamanan nasional. Hal ini menandai perubahan kebijakan yang pernah dibuat di era Presiden Joe Biden, yang sebelumnya membatasi akses global ke chip AI.
Penasihat Gedung Putih untuk bidang AI dan mata uang kripto (cryptocurrency), David Sacks, mengungkapkan hal itu dalam Forum Investasi AS-Arab Saudi di Riyadh. Kunjungan Sacks ke Saudi menyusul tur Presiden Donald Trump di negara-negara Teluk, sejak awal pekan ini.
"Aturan difusi era Biden yang membatasi penyebaran teknologi AS ke luar negeri akan dicabut. Pembatasan ini tidak diperlukan, terutama untuk sekutu seperti Arab Saudi," kata Sacks.
Dia menegaskan bahwa kekhawatiran soal penyalahgunaan graphics processing units (GPU)—prosesor khusus untuk mempercepat kinerja AI—terlalu berlebihan jika menyangkut mitra tepercaya seperti Riyadh.
Pernyataan Sacks juga mencerminkan pergeseran kebijakan AS yang sebelumnya membatasi transfer teknologi pusat data. Langkah baru ini diambil seiring minat AS memperdalam kerja sama teknologi dengan negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, yang tengah menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun infrastruktur AI.
Sacks menuturkan, aturan difusi AI awalnya dirancang untuk mencegah chip canggih AS jatuh ke negara-negara yang dianggap berisiko, seperti China. Tujuannya bukan untuk membatasi sekutu atau mitra strategis.
Aturan yang diterbitkan pada Januari lalu—seminggu sebelum berakhirnya pemerintahan Biden—memang bertujuan untuk membatasi akses China ke chip mutakhir yang bisa memperkuat kemampuan militer Beijing. Namun, pemerintahan Trump menilai kebijakan ini justru berpotensi mendorong negara lain beralih ke teknologi China.
Sacks, yang diangkat Trump pada Desember lalu, disebut ingin mendorong regulasi minimal untuk AI dan cryptocurrency seperti Bitcoin. Pihak industri teknologi AS juga berargumen bahwa pembatasan berlebihan hanya akan mematikan inovasi.