Harga Minyak Lanjutkan Reli di Tengah Optimisme Kesepakatan Dagang

3 hours ago 1

Harga minyak mentah kembali menguat untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (13/5/2025).

 Freepik)

Harga Minyak Lanjutkan Reli di Tengah Optimisme Kesepakatan Dagang. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah kembali menguat untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (13/5/2025).

Kenaikan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) dan China sepakat untuk menghentikan sementara perang tarif selama 90 hari pada akhir pekan lalu, meskipun pasokan meningkat dan menambah tekanan pada persediaan global.

Kontrak berjangka (futures) minyak WTI ditutup meningkat 2,8 persen menjadi USD63,67 per barel, sementara Brent menguat 2,6 persen ke level USD66,63 per barel.

Dalam sepekan terakhir, harga WTI sudah melonjak 9,6 persen, terdorong oleh kesepakatan dagang AS-Inggris pekan lalu dan kesepakatan akhir pekan antara AS dan China yang menurunkan tarif tinggi atas produk satu sama lain guna membuka jalan menuju perjanjian dagang yang lebih luas.

"Kesepakatan dagang jangka panjang antara AS dan China akan menjadi kabar melegakan bagi pasar secara keseluruhan, sekaligus mengurangi risiko terhadap prospek pertumbuhan permintaan," kata Analis Tudor, Pickering, Holt, Matt Portillo, dikutip MT Newswires.

Ekspektasi meningkatnya permintaan seiring dimulainya musim mengemudi di AS menjelang libur Memorial Day juga memberikan dukungan tambahan bagi harga minyak.

Namun, lonjakan pasokan membatasi kenaikan harga. OPEC+ berencana menambah pasokan sebanyak dua tahap masing-masing 411.000 barel per hari pada Juni, sebagai bagian dari percepatan pengembalian 2,2 juta barel per hari dari pemangkasan sukarela. Di luar OPEC, produksi juga terus meningkat.

Badan Informasi Energi (EIA) pekan lalu menyatakan, persediaan minyak global sudah mulai meningkat dan diperkirakan terus bertambah sepanjang tahun ini.

Menurut proyeksi EIA, kata analis PVM Oil Associates, setiap kuartal di 2025 akan mencatat pertambahan stok yang signifikan: kuartal kedua 480.000 barel per hari, kuartal ketiga 420.000 barel per hari, dan kuartal keempat 750.000 barel per hari.

Konfirmasi lebih lanjut diharapkan dari proyeksi terbaru Badan Energi Internasional (IEA) yang akan dirilis Kamis, setelah laporan bulanan OPEC yang bernada lebih optimistis pada hari sebelumnya.

Proyeksi Goldman Sachs

Sementara, dilansir Dow Jones Newswires, Goldman Sachs tetap memperkirakan dampak signifikan dari tarif terhadap pendapatan riil AS, PDB global, dan permintaan minyak dunia, meskipun kesepakatan terbaru yang menurunkan tarif menambah potensi kenaikan harga minyak sebesar USD3 hingga USD4 per barel terhadap proyeksi mereka.

Harga Brent diperkirakan berada di level USD60 di 2025 dan USD56 pada 2026, sedangkan WTI di level USD56 dan USD52 per barel.

Risiko resesi yang lebih rendah turut mengurangi kemungkinan harga minyak jatuh ke level sangat rendah.

Namun, Goldman mencatat, pertumbuhan pasokan yang kuat di luar ladang serpih AS masih bisa menekan harga secara signifikan.

“Meskipun dampak langsung kebijakan presiden AS terhadap harga minyak melalui kebijakan pasokan masih belum pasti dan cenderung terbatas dalam skenario dasar kami, preferensi Presiden Trump terhadap harga minyak yang relatif rendah sejalan dengan pandangan kami bahwa harga minyak cenderung melemah pada 2025–2026,” demikian mengutip tim analis Goldman Sachs. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |