Investor kondang Lo Kheng Hong (LKH) meningkatkan kepemilikan saham di PT ABM Investama Tbk (ABMM), usai perusahaan merilis laporan keuangan teranyar.
Lo Kheng Hong (LKH) Borong 1,42 Juta Saham ABMM. (Foto: Lo Kheng Hong/MNC Media)
IDXChannel – Investor kondang Lo Kheng Hong (LKH) meningkatkan kepemilikan saham di PT ABM Investama Tbk (ABMM), usai perusahaan merilis laporan keuangan teranyar.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong membeli 1,42 juta saham ABMM pada 6 November 2024.
Saat ini, Lo Kheng Hong sudah menggenggam 148,97 juta saham ABMM. Jumlah tersebut setara dengan 5,41 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan.
Sebelumnya, pada 5 November 2024, Lo Kheng Hong membeli 30 ribu saham ABMM.
Selama tahun ini, yang dimulai sejak April 2024, Lo Kheng Hong sudah menambah kepemilikan atas saham ABMM sebanyak 28 kali.
Sebagai informasi, pada awal April lalu, nama Lo Kheng Hong resmi masuk ke dalam daftar pemegang saham di atas 5 persen di ABMM.
Rapor Keuangan ABMM
Menurut laporan keuangan teranyar, yang terbit pada 31 Oktober 2024, ABMM mencatatkan laba bersih USD111,94 juta selama periode 9 bulan 2024 atau hingga akhir kuartal III-2024.
Angka tersebut turun 50,4 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama di 2023 yang sebesar USD225,77 juta.
Penurunan laba bersih ABMM seiring merosotnya pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 21,2 persen YoY, yakni dari USD1,13 miliar pada 9 bulan di 2023 menjadi USD893,52 juta hingga kuartal III-2024.
The Next UNTR?
Lo Kheng Hong mengaku membeli saham emiten batu bara tersebut sedikit demi sedikit semenjak sekitar 3 tahun silam.
“Saya membeli [saham ABMM] dengan mencicil dari 2021,” ujar Lo Kheng Hong saat dihubungi IDXChannel.com, pada 4 April 2024.
Kala itu, saat ditanya mengenai alasan dirinya terus mengakumulasi saham ABMM, LKH menyebut, hal tersebut karena dia percaya bahwa batu bara masih sangat dibutuhkan di masa depan.
Bahkan, Pak Lo, demikian dia akrab disapa, berharap saham ABMM bisa mengikuti jejak PT United Tractors Tbk (UNTR).
“Harapan saya ke depan, semoga ABMM bisa menjadi seperti UNTR,” katanya.
Maklum, Lo Kheng Hong memiliki memori indah bersama UNTR, yang notabene merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII).
Singkat kisah, dikutip dari penjelasan di website lukassetiaatmaja.com (30 Mei 2019), LKH sempat membeli UNTR pada 1998 saat Bursa Efek Jakarta (sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia [BEI]) rontok (crash) waktu itu.
Pria yang sempat bekerja di sebuah bank tersebut mulanya membeli UNTR di harga Rp250 per saham dengan modal waktu itu Rp1,5 miliar.
Berkat kesabaran dan keyakinan tingginya, LKH berhasil meraup keuntungan hingga 5.900 persen atau Rp90 miliar di UNTR saat dirinya menjual saham tersebut di harga Rp15.000 per saham pada 2004. (Aldo Fernando)