rasio kecukupan investasi TUGU per Desember 2023 berada di 541 persen.
Likuiditas Tugu Insurance (TUGU) Diklaim Paling Solid, Ini Buktinya (foto: MNC media)
IDXChannel - Kalangan analis menilai PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance, sebagai perusahaan asuransi umum dengan tingkat likuiditas yang paling baik saat ini.
Penilaian ini jika dibandingkan dengan perusahaan asuransi umum lain, terutama bagi yang menyandang status emiten atau perusahaan publik.
Mengacu pada laporan keuangan bulanan induk non-konsolidasi (tidak diaudit), TUGU mencatatkan rasio kecukupan investasi sebesar 618 persen per September 2024.
Rasio tersebut meningkat dibandingkan akhir tahun lalu. Sebagai informasi, rasio kecukupan investasi TUGU per Desember 2023 berada di 541 persen.
Menurut Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, kenaikan rasio investasi menunjukkan bahwa kondisi likuiditas perusahaan yang sangat baik.
"Kecukupan investasi di asuransi umum menunjukkan seberapa tinggi risiko likuiditas. Semakin tinggi dan di atas 100 persen, maka risiko likuiditas semakin rendah," ujar Abdul, dalam keterangan resminya, Jumat (25/10/2024).
Sebagaimana diketahui, rasio kecukupan investasi merupakan perbandingan antara investasi, kas dan bank terhadap cadangan teknis retensi sendiri, utang klaim retensi sendiri dan utang klaim kepada tertanggung.
Secara sederhana rasio kecukupan investasi merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis.
Menurut Abdul, tingkat rasio kecukupan investasi TUGU merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kompetitor lain yang berstatus sebagai perusahaan Tbk.
"Median rasio kecukupan investasi peers per akhir September 2024 ada di angka 250-300 persen. Untuk perusahaan asuransi umum dengan size modal di atas Rp1 triliun, kecukupan investasi dan likuiditas TUGU paling baik," ujar Abdul.
Abdul menjelaskan, tingginya rasio kecukupan investasi TUGU menjadi faktor yang penting dipertimbangkan tidak hanya para nasabah tetapi juga investor.
Meski kebijakan moneter sudah mulai dipangkas, Abdul melihat bahwa dengan likuiditas yang baik maka perusahaan asuransi bisa menjaga resiliensi di tengah berbagai tantangan ekonomi.
"Pada akhirnya perusahaan asuransi umum dengan kecukupan investasi yang tinggi seperti TUGU akan menarik nasabah karena mereka tidak perlu khawatir bahwa risiko mereka tidak tercover. Selain itu, ini juga bisa menjadi tesis investasi yang kuat bagi pemodal yang memiliki minat di sektor asuransi umum," ujar Abdul.
Memasuki musim rilis laporan keuangan, Abdul juga optimistis bahwa tren pertumbuhan kinerja konsolidasian TUGU akan berlanjut hingga kuartal III-2024 bahkan sampai akhir tahun.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan induk non-konsolidasian (tidak diaudit) per akhir September 2024, TUGU berhasil mencatatkan premi bruto senilai Rp4,4 triliun.
Perolehan premi tumbuh 38 persen secara year-on-year. Sedangkan laba usaha asuransi mencapi Rp 616 miliar atau naik 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebagai informasi, laporan keuangan bulanan tersebut belum mengkonsolidasikan kinerja keuangan TUGU dan anak usahanya. Laporan keuangan konsolidasian untuk September 2024 diperkirakan rilis menjelang akhir Oktober 2024.
(taufan sukma)