PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencetak laba bersih sebesar Rp3,2 triliun pada 2024, tumbuh 17,1 persen secara tahunan.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencetak laba bersih sebesar Rp3,2 triliun pada 2024, tumbuh 17,1 persen secara tahunan. (Foto: Dok. Kalbe Farma)
IDXChannel - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencetak laba bersih sebesar Rp3,2 triliun sepanjang 2024, tumbuh 17,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,8 triliun.
Kenaikan laba itu sejalan dengan peningkatan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Segmen bisnis Obat Resep, Produk Kesehatan, dan Distribusi-Logistik tumbuh positif plus margin laba kotor meningkat.
Penjualan bersih Kalbe pada 2024 menembus Rp32,6 triliun, naik 7 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp30,4 triliun. Laba kotor tahun lalu mencapai Rp12,9 triliun dengan margin 39,7 persen, lebih baik dibandingkan 2023 yang sebesar 38,8 persen, imbas penurunan harga bahan baku.
Presiden Direktur Kalbe, Irawati Setiady menilai, kinerja keuangan tahun lalu menunjukkan tanda pemulihan, baik dari sisi volume permintaan maupun perbaikan margin. Berbagai inisiatif strategis berjalan sesuai rencana terkait upaya perseroan membangun ekosistem onkologi, obat biologi, obat generik, dan alat kesehatan.
"Di tengah gejolak eksternal dari kondisi finansial dan geopolitik global, kami percaya bahwa perseroan mampu terus tumbuh dan memanfaatkan peluang dalam industri kesehatan Indonesia untuk memperkuat kemandirian kesehatan Indonesia,” katanya lewat keterangan resmi, Jumat (28/3/2025).
Untuk Divisi Obat Resep, perseroan mencatat kenaikan penjualan bersih 12,2 persen yang didukung segmen obat generik dampak dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pertumbuhan obat specialty. Irawaty memastikan Kalbe akan terus memperkuat posisi di bidang farmasi dengan melanjutkan inovasi obat-obatan biologi, ekosistem onkologi, terapi sel, dan vaksin, serta mendukung program JKN.
"Ke depan, Kalbe juga mengambil langkah mengembangkan penetrasi obat-obatan onkologi di Asia Tenggara," ujarnya.
Untuk Divisi Produk Kesehatan, penjualan bersih meningkat 6,5 persen didorong oleh pemulihan bertahap di pasar lokal dan ekspor. Kalbe tetap fokus pada pengembangan produk kategori preventif dan wellness.
Sementara untuk Divisi Nutrisi, Kalbe mencatatkan penurunan penjualan 2,2 persen, terutama karena kontraksi pada kategori susu bubuk di pasar lokal serta pelemahan daya beli di pasar ekspor. Namun, dia melihat potensi pertumbuhan yang baik pada kategori produk segmen menengah dan beberapa produk non-susu.
Dari Divisi Distribusi dan Logistik, Kalbe membukukan kenaikan penjualan 11,2 persen seiring pertumbuhan kontribusi prinsipal eksternal. Kalbe akan terus mengembangkan bisnis distribusi melalui pengembangan alat kesehatan sebagai sumber pertumbuhan yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, penjualan bersih domestik tumbuh 7,9 persen sementara penjualan ekspor terkoreksi 4,5 persen dibandingkan 2023. Kontraksi pada penjualan ekspor disebabkan adanya kendala di beberapa negara.
Irawaty menambahkan, Kalbe akan terus mengelola rantai pasokan dan mengelola persediaan. Untuk mempertahankan margin ke depan, perseroan berkomitmen menjaga efisiensi bisnis dengan digitalisasi dan pemasaran yang lebih efektif.
"Strategi kenaikan harga akan diterapkan secara selektif dengan memperhatikan kondisi daya beli masyarakat. Perseroan juga mengelola penggunaan mata uang USD untuk keperluan impor bahan baku," katanya.
Pada 2025, Kalbe membidik penjualan dan laba bersih tumbuh di kisaran 8-10 persen. Adapun kebijakan dividen dipertahankan dengan rasio 45-55 persen atas laba bersih.
(Rahmat Fiansyah)