PT Brigit Farmaka Teknologi Tbk (OBAT) menebar dividen sebesar Rp29,4 miliar.
PT Brigit Farmaka Teknologi Tbk (OBAT) menebar dividen sebesar Rp29,4 miliar. (Foto: Dok. OBAT)
IDXChannel - PT Brigit Farmaka Teknologi Tbk (OBAT) menebar dividen sebesar Rp29,4 miliar. Dividen tersebut setara dengan 100 persen dari laba bersih tahun buku 2024.
Keputusan itu menimbulkan pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat posisi kas dan setara kas OBAT pada 31 Desember 2024 hanya Rp6,3 miliar saja.
Nominal dividen tersebut setara Rp49 per saham. Dengan harga saham OBAT saat ini berada di level Rp600, maka potensi dividend yield-nya sekitar 8,2 persen.
Corporate Secretary OBAT, Toufin Noor Prambudy mengatakan, dividen tunai yang dibagikan itu menggunakan kas internal dari hasil operasional perseroan.
Dalam rincian yang disampaikan perseroan, posisi saldo kas OBAT di bank pada akhir 2024 sebesar Rp54 miliar. Namun, perhitungan tersebut sudah memasukkan dana hasil penawaran umum alias IPO.
Setelah dikurangi dana IPO, kas perseroan hingga 21 April 2025 tercatat Rp12,2 miliar dengan kas terbesar disimpan pada deposito BSI Rp4,6 miliar dan BCA Rp3,1 miliar. Selain itu, manajemen ikut memperhitungkan potensi pendapatan dari piutang yang akan diterima pada 25 April 2025 sekitar Rp2,56 miliar.
Toufin mengatakan, keputusan manajemen mengusulkan dividen sebesar 100 persen laba bersih untuk membangun kepercayaan antara perseroan dengan investor.
"Strategi ini juga memperkuat posisi saham OBAT sebagai instrumen investasi yang menarik pasca IPO," katanya dalam surat jawaban kepada BEI, Selasa (22/4/2025).
Di samping soal sumber dana dividen, BEI mempertanyakan perbedaan pembagian dividen dari saldo laba tahun buku 2023. Dalam perubahan ekuitas periode 31 Desember 2024, terdapat informasi pembagian dividen Rp25,05 miliar, namun hanya tercatat Rp7,95 miliar.
Toufan merinci dividen Rp25,05 miliar berasal dari dividen tunai Rp7,95 miliar, dividen saham Rp16 miliar, dan dividen tunai entitas anak Rp1,1 miliar. Perseroan telah melakukan rekonsiliasi angka itu pada laporan arus kas dan pos-pos lain, termasuk laba ditahan, modal saham, dan kas.
Dia menegaskan, operasional OBAT saat ini masih normal. Proses produksi perseroan di fasilitas pabrik Sukoharjo, Jawa Tengah masih berlangsung.
Namun, dia mengakui saat ini entitas anak sedang menghadapi tantangan mulai dari penurunan volume penjualan, beban operasional yang meningkat, dan penurunan kuantitas hasil panen alga.
"Perseroan bersama manajemen entitas anak telah melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi operasional untuk mengurangi beban, menyesuaikan kapasitas produksi, serta menjaga keberlangsungan usaha anak perusahaan tersebut," katanya.
(Rahmat Fiansyah)