Dana Asing Kabur dari Bank, Mengalir ke Saham Tambang

4 hours ago 2

Investor asing masih aktif melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia, terutama melepas saham-saham perbankan besar.

 Freepik)

Dana Asing Kabur dari Bank, Mengalir ke Saham Tambang. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Investor asing masih aktif melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia, terutama melepas saham-saham perbankan besar di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Sejak awal 2025 atau year-to-date (YtD), aksi jual bersih (net sell) investor asing di pasar reguler mencapai Rp35,2 triliun. Dalam sebulan terakhir saja, nilai net sell asing tercatat sebesar Rp4,47 triliun.

Seiring pembukaan kembali pasar setelah libur Idulfitri pada 8 April lalu, saham-saham perbankan besar kembali menjadi sasaran utama aksi jual.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan net sell sebesar Rp3,6 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dibukukan net sell Rp2,26 triliun, disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp907 miliar dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp799,6 miliar.

Di sisi lain, investor asing justru tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) di saham-saham sektor pertambangan dan konsumer. Saham tambang emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diborong dengan net buy Rp678,5 miliar sejak libur lebaran. Asing juga mengoleksi saham tambang lainnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) senilai Rp44,4 miliar.

Sementara, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatatkan net buy asing Rp210,9 miliar di pasar reguler.

Aksi beli juga terlihat pada saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) senilai Rp155,4 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp129,2 miliar.

Selama periode tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun 8,36 persen secara year-to-date (YtD), tetapi berhasil rebound dengan kenaikan 5,32 persen dalam sebulan terakhir.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, keluarnya dana asing mencerminkan pandangan negatif terhadap prospek pasar negara berkembang, terutama bila Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS.

“Dan ini diperburuk dengan lemahnya kepercayaan investor asing ke Indonesia terutama dilihat dari FDI [arus investasi asing langsung] yang rendah,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).

Kalimat tersebut bisa diperbaiki agar lebih rapi dan sesuai gaya jurnalistik seperti berikut:

Michael menilai, rendahnya nilai investasi yang masuk, ditambah dengan sejumlah kebijakan dan komunikasi pemerintah yang dianggap kurang efektif, menjadi kombinasi yang memperburuk sentimen investor.

“Diketahui, nilai outflow dari januari hingga April ini sudah menyentuh angka Rp30 triliun,” kata Michael.

Michael menambahkan, lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya kasus judi online, serta pelemahan nilai tukar rupiah menjadi sentimen negatif bagi sektor perbankan.

“Perbankan erat kaitannya dengan ekonomi rakyat. Tetapi hal ini berbeda dengan perusahaan-perusahaan tambang seperti ANTM yang diketahui mencatatkan kenaikan dalam laporan keuangan yang signifikan yoy sebesar 20-an persen, didukung oleh Harga emas dunia [XAU] yang terus naik,” kata Michael.

Menurutnya, kondisi tersebut mendorong investor asing melakukan rotasi portofolio, beralih dari saham-saham berisiko ke saham dengan potensi pertumbuhan yang lebih menjanjikan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |