Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melesat 4,78 persen, memperpanjang tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir.
Harga Emas Terus Meroket, Pesta Saham ANTM–MDKA Cs Berlanjut. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Harga emas dunia terus mencetak rekor dalam beberapa hari terakhir. Seiring dengan itu, saham-saham emiten tambang logam mulia tersebut turut terkerek naik, mencerminkan minat pasar terhadap aset lindung nilai.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.25 WIB, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melesat 4,78 persen, memperpanjang tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) naik 4,13 persen, sementara PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat 2,82 persen.
Penguatan serupa juga terlihat pada saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang terapresiasi 1,58 persen, disusul PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 1,47 persen, serta PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang tumbuh 1,24 persen.
Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) pun mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 1,50 persen dan 0,33 persen.
Harga emas global masih bertahan di level tertinggi pada Selasa pagi, didukung kekhawatiran atas tekanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Ketua The Fed serta memanasnya tensi dagang, yang mendorong investor mencari aset aman.
Harga spot emas tercatat naik 0,88 persen menjadi USD3.454,82 per troy ons pada pukul 09.30 WIB, setelah sempat menyentuh rekor USD3.458,14 per troy ons di awal sesi pagi ini.
Sehari sebelumnya, harga emas sudah melampaui ambang USD3.400 untuk pertama kalinya.
Logam mulia ini telah menguat lebih dari 30 persen sejak awal 2025, seiring ketidakpastian ekonomi yang terus membayangi. Kenaikan harga emas sebesar USD100 hanya dalam hitungan hari mencerminkan kuatnya momentum pasar.
Presiden Trump kembali menyuarakan desakan agar suku bunga segera diturunkan demi mencegah perlambatan ekonomi. Ia juga mengulangi kritik terhadap Jerome Powell, Ketua The Fed, yang sejauh ini menilai belum ada urgensi untuk mengubah arah kebijakan moneter.
Pasar kini menanti pernyataan sejumlah pejabat The Fed dalam pekan ini guna mendapatkan sinyal arah kebijakan di tengah kekhawatiran terhadap independensi bank sentral.
Sementara itu, China menuduh Washington menyalahgunakan kebijakan tarif dan memperingatkan negara lain untuk tidak menjalin kesepakatan dagang yang merugikan Beijing, mempertegas eskalasi perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.