Jumlah Pengangguran Terbuka di RI Tembus 7,5 Juta, Menaker Ungkap Penyebabnya 

1 month ago 25

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih cukup tinggi.

 MNC Media.

Jumlah Pengangguran Terbuka di RI Tembus 7,5 Juta, Menaker Ungkap Penyebabnya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data, jumlah pengangguran di Indonesia tembus 7,5 juta orang.

"Secara nasional kita juga dihadapkan dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi, dengan jumlah sekitar 7,5 juta orang se Indonesia," kata Yassierli pada acara Naker Expo di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Tingginya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia yang masih tinggi ini disebabkan oleh beberapa hal. Seperti SDM yang kurang terampil, hingga mismatch antara kebutuhan industri dengan angkatan kerja baru.

"Memang menciptakan dan menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap bekerja ini menjadi tantangan kita semua. Tapi ini motivasi kita di Kemnaker, ini adalah tugas yang mulia," kata dia.

Di satu sisi, Yassierli juga menyinggung soal kondisi perekonomian nasional yang menjadi faktor penyumbang pengangguran terbuka di Indonesia. Kondisi deflasi yang terjadi hingga Oktober 2024 juga menjadi penyebab masih tingginya pengangguran. 

"Pengangguran ini tentu masalah yang sifatnya tidak hanya beban dan tanggung jawab dari Kementerian Ketenagakerjaan, kondisi ekonomi kita saat ini kalau meminjam istilah bu Sri Mulyani memang sedang tidak baik-baik saja, ada deflasi dari Mei sampai Oktober, kita melihat juga jumlah PHK termasuk besar," kata dia.

Yassierli menekankan bahwa menciptakan lapangan kerja adalah tantangan utama di hilir. Namun, dia juga mengingatkan perlunya pembenahan di sisi hulu, termasuk penyelarasan antara kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri untuk menghindari ketidaksesuaian (mismatch).

"Saya mendengar bahwa di DKI Jakarta sudah banyak SMK unggulan. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga di balai pelatihan, tenaga kerja tidak perlu disiapkan dari nol. Pembekalan di SMK harus cukup memadai, tinggal penyempurnaan selama satu atau dua bulan, kemudian diberikan sertifikasi," kata dia.

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |