Ini Penyebab Minat Investasi Proyek Tol di Indonesia Masih Rendah

2 months ago 29

Masih rendahnya minat investasi proyek jalan tol di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor.

Ini Penyebab Minat Investasi Proyek Tol di Indonesia Masih Rendah (MNC Media)

Ini Penyebab Minat Investasi Proyek Tol di Indonesia Masih Rendah (MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Subakti Syukur mengatakan masih rendahnya minat investasi proyek jalan tol di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari perubahan kebijakan, hingga ketidakpastian pada penyesuaian tarif jalan tol.

Subakti menambahkan, komponen penyesuaian tarif saat ini mempertimbangkan tingkat inflasi yang berkisar di angka 2 persen hingga 3 persen.

Padahal menurutnya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sendiri harus membayar PBB (Pajak Bumi Bangunan) yang naik sekitar 10 persen setiap tahunnya.

Hal ini yang akhirnya membuat kenaikan tarif jalan tol dinilai masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan komponen pengeluaran pajak yang ditanggung badan usaha.

"BUJT harus bayar PBB yang rata-rata kenaikannya di atas 10 persen per tahun, padahal inflasi sebagai dasar penyesuaian tarif tol hanya 2 sampai 3 persen per tahun," kata Subakti Syukur, Sabtu (15/2/2025).

Hal inilah yang menurut Subakti, komitmen pemerintah terhadap penyesuaian tarif jalan tol sebagai hak Badan Usaha masih diragukan oleh para pelaku usaha atau investor di proyek infrastruktur.

"Komitmen yang diragukan (pelaku usaha) terhadap penyesuaian tarif, kompensasi kenaikan biaya dan lamanya perizinan (membuat rendahnya minat investasi jalan tol)," kata dia.

Selain itu, adanya wacana penerapan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) atau jalan tol nir sentuh juga membuat calon investor wait and see untuk masuk dalam pembiayaan proyek jalan tol.

Mengingat, lewat sistem MLFF pendapatan jalan tol diambil alih oleh pemerintah, bukan lagi dikelola badan usaha.

Pria yang juga menjabat Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk ini menilai, pengumpulan uang dari jalan tol juga berkaitan langsung terhadap imbal hasil atas investasi. Sehingga ada kekhawatiran ketika badan usaha tidak memegang uang hasil transaksi tol karena dikelola pemerintah.

"Operasional pengumpulan hak BUJT akan diambil alih oleh Pemerintah melalui program MLFF. Pengumpulan itu pengumpulan uang tol," kata dia

Hal lain yang mempengaruhi minat investasi di jalan tol ialah adanya perubahan kebijakan. Misalnya pada pemasangan patok jalan alias Right of Way (ROW) dari sebelumnya menjadi aset konsesi saat ini berubah menjadi Barang Milik Negara (BMN).

ROW sendiri diperuntukan sebagai Ruang Milik Jalan (Rumija), pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang, dan ruangan pengamanan jalan.

"Seringnya terjadi perubahan kebijakan, sebagai contoh yang paling signifikan tentang ROW. Jadi dari pemanfaatannya aset konsesi, menjadi BMN. Selain itu peningkatan biaya konstruksi akibat penugasan-penugasan (membuat rendahnya minat investasi jalan tol)," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |