Ini Kata Ekonom soal Untung dan Rugi Indonesia Gabung BRICS

3 weeks ago 6

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS menuai respons dari ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, yang menyebut isu itu sudah lama.

 Dok. Kemlu)

Menteri Luar Negeri Sugiono saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, pekan ini. (Foto: Dok. Kemlu)

IDXChannel – Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan kelompok BRICS menuai respons dari kalangan pakar. Salah satunya dari ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, yang menyebut isu tersebut sudah beredar cukup lama.

Dia pun menyarankan agar Indonesia segera memutuskan langkah ke depan. Apalagi, Indonesia saat ini juga tengah mencari keanggotaan di OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Jika terlalu lama menghabiskan waktu untuk memilih dan memilah, hal itu justru akan menghasilkan skenario terburuk bagi Indonesia, yaitu bukan anggota mana pun dari keduanya. 

"Kalaupun bergabung, nantinya akan sangat terlambat dan tidak ikut terlibat dalam diskursus penting penyusunan garis kebijakan keduanya (OECD dan BRICS)," ujarnya ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (25/10/2024). 

Dia menuturkan, menjadi anggota BRICS tidak harus diartikan menjaga jarak dengan Uni Eropa dan Washington DC. Sebut saja sebagai contoh India, Uni Emirat Arab (UEA), Brasil, dan Arab Saudi. Semua negara itu adalah "teman dekat" Amerika Serikat meski mereka anggota BRICS. 

Sebaliknya, kata Wijayanto, menjadi anggota OECD juga tidak berarti menjaga jarak dengan negara-negara BRICS terutama China dan Rusia. Hal itu lantaran OECD dan BRICS bukanlah blok yang rigid, sehingga masing-masing anggota tetap bebas melakukan kerja sama. 

"Dalam konteks ini, pertimbangan kita mestinya lebih pragmatis bukan politis, mana yang lebih memberikan keuntungan bagi Indonesia itulah yang akan dipilih," ujarnya. 

Wijayanto beranggapan, OECD yang dipandang sebagai kumpulan negara-negara demokratis yang berkiblat ke Barat, jelas ingin mempertahankan status quo. Beberapa negara Barat di sana ingin mendominasi ekonomi dunia termasuk yang berkaitan dengan sistem perdagangan dunia dan sistem moneter. Sebagai contoh, dolar AS atau USD menjadi reserve currency dunia dan WTO yang menjadi wadah mereka.

Halaman : 1 2 3

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |