IHSG Turun ke 6.300, Simak Penyebab dan Analisis ke Depan

7 hours ago 2

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam hingga penutupan sesi I, Jumat (28/2/2025) seiring penurunan saham big cap di tengah sejumlah sentimen negatif be

 Freepik)

IHSG Turun ke 6.300, Simak Penyebab dan Analisis ke Depan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam hingga penutupan sesi I, Jumat (28/2/2025) seiring penurunan saham big cap di tengah sejumlah sentimen negatif belakangan ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah signifikan 2,86 persen ke level 6.300,14, terendah sejak Oktober 2021. Pada Kamis (27/2/2025), indeks acuan tersebut merosot 1,83 persen.

Dengan ini, IHSG turun 7,39 persen dalam sepekan dan merosot 10,93 persen dalam sebulan terakhir.

Pada Jumat, sebanyak 565 saham melemah dan hanya 88 saham menguat, sementara sebanyak 302 sisanya stagnan.

Nilai transaksi tercatat hari ini mencapai Rp7,41 triliun dengan volume perdagangan 8,85 miliar saham.

Bank Besar Bebani Indeks

Saham bank kakap menjadi penekan kinerja IHSG. Sebut saja, saham bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang terkoreksi 6,61 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melemah 7,14 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang tergelincir 1,93 persen.

Saham bank syariah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga berkurang hingga 6,08 persen.

Senasib dengan trio saham bank pelat merah, saham bank Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) minus 0,59 persen.

Saham emiten konglomerat juga membebani indeks, seperti emiten tambang Grup Salim AMMN yang merosot 4,35 persen dan emiten produsen mi instan ICBP memerah 0,48 persen.

Demikian pula, saham emiten energi Grup Sinarmas DSSA terdepresiasi 4,15 persen, emiten properti Aguan-Salim PANI turun 0,89 persen, dan emiten telekomunikasi BUMN TLKM minus 4,02 persen. Saham otomotif raksasa ASII juga lesu, melorot 3,27 persen.

Level 6.000 di Depan Mata?

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai sejumlah sentimen negatif menekan IHSG hari ini, di antaranya penguatan dolar Amerika Serikat (AS), penurunan laba BBRI sebesar sekitar 50 persen pada laporan per Januari 2025 (1M25), serta potensi arus keluar asing yang besar akibat cum date indeks global MSCI.

"IHSG secara teknikal sudah breakdown [menembus] level 6.500. Support akan ada di 6.200 dengan target 6.000," ujar Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Jumat (28/2/2025).

Michael menyarankan investor untuk bersikap wait and see, sembari memantau pergerakan pasar.

"Tidak perlu buru-buru belanja, karena harga saham untuk rebound membutuhkan waktu yang tidak singkat. Indonesia perlu gebrakan dari indikator ekonomi seperti GDP, PMI, dan inflasi untuk mengundang minat investor terhadap bursa kita," katanya.

Pangkas Rating Ala Morgan Stanley

Diwartakan sebelumnya, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari equal-weight (EW) ke underweight (UW), menyoroti tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Dalam laporan terbaru mengenai strategi ekuitas pasar berkembang Asia, pada19 Februari 2025, Morgan Stanley menyoroti tren return on equity (ROE) yang melemah di Indonesia, berlawanan dengan pemulihan yang mulai terlihat di China.

“Momentum ROE Indonesia menunjukkan tekanan ke bawah, terutama akibat memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor siklikal domestik,” kata analis Morgan Stanley dalam laporan tersebut.

Tim ekonominya masih berhati-hati terhadap potensi pemulihan dalam waktu dekat dan lebih memilih eksposur ke pasar lain di kawasan ASEAN.

Sepanjang 2025 (YtD), investor asing terus melakukan aksi jual, dengan nilai (net sell) hingga Rp17,2 triliun di pasar reguler, terutama menyasar saham-saham bank utama. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |