Sejumlah saham blue chip (unggulan), mulai dari bank raksasa hingga emiten besutan taipan menjadi pemberat saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG Turun 2 Persen, Saham Bank Kakap hingga Konglomerat Jadi Beban. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Sejumlah saham blue chip (unggulan), mulai dari bank raksasa hingga emiten besutan taipan, menjadi pemberat saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan pada Kamis (19/12/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.00 WIB, IHSG terkoreksi 2,03 persen ke 6.963. Hanya 84 saham yang menguat dengan 500 saham melemah. Sisanya, sebanyak 160 saham stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp4,69 triliun dan volume perdagangan 7,32 miliar saham.
Seiring pelemahan indeks, empat saham bank besar kompak terdepresiasi. Saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memerah 2,26 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melemah 2,17 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) minus 2,15 persen.
Kemudian, saham bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 1,28 persen.
Saham raksasa otomotif ASII ikut tergerus, yakni sebesar 2,60 persen, pemain utama mi instan milik Grup Salim ICBP turun 2,65 persen, emiten telekomunikasi pelat merah TLKM minus 1,56 persen.
Kemudian, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, yang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) jumbo, BREN jatuh 3,90 persen, CUAN terbenam 2,53 persen, dan TPIA 1,97 persen.
Saham emiten properti raksasa milik Aguan dan Grup Salim PANI memerah 3,12 persen dan emiten Grup Sinarmas DSSA berkurang 2,58 persen.
Bursa Asia Tertekan
Bursa saham Asia kompak turun tajam seiring imbal hasil obligasi naik, dan dolar Amerika Serikat (AS) bertengger di dekat level tertinggi dua tahun pada Kamis (19/12).
Investor merespons negatif kabar Federal Reserve (The Fed) AS memberikan sinyal bahwa mereka akan memperlambat laju pemotongan suku bunga di 2025.
Sementara itu, para investor bersiap menghadapi keputusan kebijakan Bank of Japan (BOJ).
Menurut data pasar pukul 09.00 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 1,23 persen, KOSPI Korea Selatan tumbang 1,64 persen, ASX Australia terdepresiasi 1,87 persen.
Kemudian, Hang Seng Hong Kong turun 1,01 persen, Shanghai Composite jatuh 0,74 persen, dan STI Singapura minus 0,40 persen.
Wall Street Merah
Wall Street merosot tajam pada Rabu (18/12/2024) waktu setempat setelah The Fed memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, namun memberikan sinyal pengurangan laju pemangkasan di 2025.
Dow Jones Industrial Average merosot 1.123,03 poin atau 2,58 persen ke 42.326,87, mencatat penurunan harian terbesar sejak Agustus dan menandai kerugian beruntun terpanjang sejak 1974.
Indeks S&P 500 turun 178,57 poin atau 2,95 persen ke 5.872,03, sementara Nasdaq Composite anjlok 716,37 poin atau 3,56 persen ke 19.392,69.
Yield obligasi AS naik seiring berita ini, diikuti penguatan dolar AS.
"Biasanya reaksi spontan terjadi pada hari keputusan The Fed, tetapi pasar cenderung lebih tenang keesokan harinya," ujar Kepala Strategi Pasar di Carson Group, Ryan Detrick.
Menurutnya, ekonomi tetap kuat dan pemangkasan suku bunga tambahan kemungkinan terjadi meski lebih lambat pada 2025.
“The Fed bersikap lebih hawkish dari yang kami perkirakan, tetapi panduan kebijakan yang berubah hari ini justru sejalan dengan pandangan kami bahwa Fed akan mengambil jeda panjang pada awal 2025,” kata ahli strategi suku bunga Asia-Pasifik senior di TD Securities, Prashant Newnaha.
“Keputusan yang paling mengejutkan terkonsentrasi pada proyeksi inflasi. Ini semakin memperkuat pandangan bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama.”
Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi. Namun, The Fed memangkas proyeksi penurunan suku bunga di 2025 menjadi hanya dua kali, dari sebelumnya empat kali pada September.
Ketua Fed Jerome Powell menegaskan ekonomi AS tetap kuat, inflasi mendekati target 2 persen, dan kebijakan moneter siap menghadapi berbagai risiko. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.