5 Ilmu tentang Uang yang Tidak Diajarkan di Sekolah, Penting untuk Masa Pensiun

13 hours ago 5

Pendidikan di sekolah umumnya hanya mengajarkan sejarah uang dan penggunaannya sebagai alat pembayaran yang resmi dan sah di suatu negara.

 Freepik)

5 Ilmu tentang Uang yang Tidak Diajarkan di Sekolah, Penting untuk Masa Pensiun. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Ada banyak ilmu tentang uang yang tidak diajarkan di sekolah. Pendidikan di sekolah hanya mengajarkan sejarah uang dan penggunaannya sebagai alat pembayaran yang resmi dan sah di suatu negara. 

Sekolah juga mengajarkan tentang menabung dan pengelolaan uang sederhana melalui motto kehidupan yang diajarkan secara universal ke anak-anak Indonesia, yakni ‘hemat pangkal kaya.’ 

Padahal uang adalah modal yang dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda dengan pengelolaan yang tepat dan strategis. Uang bukan sebatas alat pembayaran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Akibatnya, banyak individu tidak memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan, tidak mampu mengelola uang sehingga menghasilkan keuntungan yang bermanfaat untuk masa depan dan kondisi darurat. 

Melansir Bank Jago dan sumber lainnya (14/4), berikut ini adalah ilmu tentang uang yang tidak diajarkan di sekolah. 

5 Ilmu tentang Uang yang Tidak Diajarkan di Sekolah 

1. Budgeting Mempermudah Pengelolaan

Budgeting atau pengaturan pengeluaran sesuai budget akan mempermudah individu untuk  mengelola uang sebaik mungkin. Uang yang diperoleh selama satu bulan harus diatur dan dikelola agar kebutuhan terpenuhi dan ada sisa untuk ditabung.

Tanpa budgeting, individu berisiko mengeluarkan uang tanpa perencanaan dan strategi, akibatnya akan ada pengeluaran-pengeluaran yang sebenarnya tidak diperlukan. Pengeluaran juga bisa membengkak. 

2. Dana Darurat Itu Perlu 

Sekolah juga tidak mengajarkan pentingnya kepemilikan dana darurat. Dana darurat bukanlah tabungan biasa, melainkan dana yang disimpan secara sengaja untuk mengantisipasi kondisi darurat yang memerlukan dana besar. 

Misalnya, tiba-tiba jatuh sakit atau terkena kecelakaan. Tanpa dana darurat saat kondisi mendesak, individu biasanya akan menjual barang-barang berharga untuk menutup kebutuhan, atau mengambil sebagian uang di tabungan. 

Dana darurat juga berguna untuk mengantisipasi PHK. Biasanya dana darurat disiapkan mengikuti jumlah gaji bulanan. Misalnya tiga kali gaji bulanan atau 12 kali gaji bulanan. Sehingga saat terkena PHK, individu tidak perlu menarik uang tabungan. 

3. Uang Dapat Bekerja 

Uang dapat bekerja menghasilkan keuntungan bagi individu. Caranya adalah dengan berinvestasi. Banyak individu tidak siap menerima uang dalam jumlah besar, ini berakibat pada pengeluaran-pengeluaran yang tersier yang tidak penting. 

Ini pernah terjadi pada warga desa yang menerima uang penggantian lahan dari perusahaan. Alih-alih menginvestasikan uang kaget tersebut, warga desa malah berlomba-lomba membeli mobil yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan. 

Padahal uang tersebut dapat diinvestasikan dalam bentuk deposito atau obligasi FR, yang dapat menghasilkan pendapatan pasif berupa pembayaran bunga dan kupon setiap tahun. Uang tersebut juga bisa diinvestasikan dalam bentuk logam mulia. 

Uang juga dapat diinvestasikan ke pasar modal dengan membeli saham-saham berdividen dan yang memberikan peluang keuntungan capital gain. Intinya, uang dapat dijadikan aset produktif yang menghasilkan keuntungan jangka panjang. 

4. Waktu Berkaitan dengan Uang 

Perolehan uang masih berkaitan dengan waktu. Individu dapat menghasilkan uang di usia produktif. Semakin dini individu mulai giat menabung, semakin cepat individu terbebas dari kendala finansial. 

Banyak orang baru mulai menabung ketika usianya mendekati pensiun, banyak juga orang yang baru mempersiapkan dana pensiun setelah mendekati usia pensiun. Padahal persiapan ini mestinya dibuat jauh-jauh hari. 

Demikian juga investasi, semakin awal investor mulai berinvestasi semakin cepat dia berpeluang menghasilkan keuntungan. Dengan mulai menabung dan investasi lebih awal, keuangannya di masa depan lebih mudah ditata.  

5. Gaya Hidup Sesuai Budget 

Gaya hidup sebaiknya mengikuti kesanggupan budget, bahkan lebih baik lagi bila biaya gaya hidup lebih rendah dari budget yang mampu dihasilkan individu. Gaya hidup yang melampaui kemampuan budget dapat berakibat buruk. 

Misalnya, jika Anda mampu menghasilkan Rp10 juta, maka gaya hidup harus berada di bawah Rp10 juta. Sekalipun penghasilan Anda bertambah, akan lebih baik bila gaya hidup tidak bertambah besar. 

Gaya hidup yang melampaui kesanggupan budget dapat berakibat pada utang yang menumpuk, ketiadaan tabungan, dan ketiadaan dana darurat. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada kesejahteraan yang menurun. 

Itulah beberapa ilmu tentang uang yang tidak diajarkan di sekolah. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |