Harga Minyak Dunia Melemah Tipis Usai IEA Pangkas Proyeksi Permintaan

7 hours ago 3

Harga minyak mentah dunia ditutup melemah tipis pada Selasa (15/4/2025) setelah Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan.

 Freepik)

Harga Minyak Dunia Melemah Tipis Usai IEA Pangkas Proyeksi Permintaan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah dunia ditutup melemah tipis pada Selasa (15/4/2025) setelah Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk 2025.

Revisi ini mencerminkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh perang tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Minyak WTI untuk pengiriman Mei turun USD0,20 dan menetap di USD61,33 per barel. Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Juni terakhir terlihat turun USD0,22 menjadi USD64,66 per barel.

Melansir dari MT Newswires, dalam laporan bulanan pasar minyaknya, IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan di 2025 sebesar 300.000 barel per hari (bph) menjadi 730.000 bph, dan memperkirakan angka tersebut turun menjadi 690.000 bph pada 2026.

IEA juga menurunkan proyeksi pertumbuhan produksi global menjadi 1,2 juta bph—turun 260.000 bph—karena ekspektasi produksi yang lebih rendah dari AS dan Venezuela.

IEA menyebutkan, sebagian besar pelemahan permintaan ini akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Proyeksi ekonomi global pun diturunkan, menyusul kebijakan tarif baru yang diberlakukan AS sejak awal April.

“Meski impor minyak mentah, gas, dan produk olahan dikecualikan dari tarif baru yang diumumkan AS, kekhawatiran bahwa langkah ini dapat memicu inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan memperuncing konflik dagang tetap membebani harga minyak,” kata IEA.

“Dengan proses negosiasi dan aksi balasan yang masih berlangsung, situasi masih dinamis dan penuh risiko. Kami menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang mendasari proyeksi kami, sehingga proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk sisa tahun ini dipangkas sebesar 400 ribu bph.”

IEA juga menurunkan proyeksi pertumbuhan produksi minyak AS tahun ini sebesar 150.000 bph menjadi 490.000 bph, seiring tekanan harga dan biaya yang meningkat akibat kenaikan harga baja dan peralatan tambang imbas tarif. Namun, total pertumbuhan pasokan dari negara non-OPEC masih diperkirakan mencapai 1,3 juta bph tahun ini.

IEA menjadi lembaga terakhir sekaligus paling pesimistis di antara tiga badan besar yang merilis proyeksi bulanan. Sehari sebelumnya, OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan sebesar 100.000 bph menjadi 1,3 juta bph. Sementara pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) memangkas proyeksi permintaan global untuk 2025 dari 104,1 juta bph menjadi 103,6 juta bph.

“Pekan lalu, EIA secara agresif memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi 900 ribu bph pada 2025 dan 1 juta bph pada 2026, dengan alasan outlook ekonomi yang suram, ketidakpastian perdagangan internasional, dan pasokan tambahan dari OPEC+. Sementara itu, laporan bulanan OPEC memberikan gambaran yang sedikit lebih optimistis,” demikian kata PVM Oil Associates. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |