Harga Minyak Menguat 2 Persen, Simak Gerak Saham RAJA-MEDC Cs

1 month ago 18

Saham emiten minyak dan gas (migas) cenderung naik pada perdagangan Kamis (12/12/2024) seiring menguatnya harga komoditas energi acuannya.

 Freepik)

Harga Minyak Menguat 2 Persen, Simak Gerak Saham RAJA-MEDC Cs. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten minyak dan gas (migas) cenderung naik pada perdagangan Kamis (12/12/2024) seiring menguatnya harga komoditas energi acuannya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.00 WIB, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) terapresiasi 1,50 persen, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menguat 1,40 persen, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tumbuh 0,79 persen.

Kemudian, saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mendaki 0,76 persen dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menghijau 0,44 persen.

Harga minyak mentah menguat pada Rabu (11/12/2024) seiring keputusan China pada Senin (9/12) untuk melonggarkan kebijakan moneter terus mendukung komoditas ini.

Sementara OPEC menurunkan perkiraan permintaan untuk 2024 dan 2025, dan sebuah laporan menunjukkan penurunan cadangan minyak AS.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent meningkat 1,84 persen ke USD73,52 per barel, melanjutkan kenaikan 2 hari sebelumnya.

Setali tiga uang, futures WTI naik signifikan 2,48 persen ke level USD70,29 per barel.

Dalam Laporan Pasar Minyak Bulanan yang dirilis pada hari Rabu, OPEC kembali menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun 2024 dan 2025.

Kartel ini memangkas outlook tahun ini sebesar 210.000 barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari, sambil menurunkan perkiraan 2025 sebesar 90.000 barel per hari menjadi 1,4 juta barel per hari.

Laporan tersebut memperkirakan permintaan di negara maju hanya akan naik 100.000 barel per hari tahun depan, dengan 1,3 juta barel per hari permintaan baru berasal dari negara-negara berkembang.

Dalam survei mingguan, Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan cadangan minyak komersial AS turun 1,4 juta barel pada pekan lalu, sementara perkiraan konsensus dari analis yang disurvei Oilprice.com memperkirakan penurunan 1,23 juta barel.

Sentimen pesimistis masih tertutup oleh keputusan China pada hari Senin untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk pertama kalinya dalam 14 tahun.

Langkah ini diambil menjelang Konferensi Kerja Ekonomi Pusat, dengan tujuan merangsang perekonomian yang tengah berjuang menghadapi konsumsi lesu dan tekanan deflasi.

Importir minyak nomor satu ini merupakan sumber terbesar pertumbuhan permintaan hingga tahun ini.

Para trader pun berharap langkah-langkah stimulus akan menghidupkan kembali minat China akan minyak, bahkan saat presiden terpilih AS Donald Trump berjanji akan memberlakukan tarif berat pada ekspor China ke Negeri Paman Sam.

"Apa pun langkah yang mungkin muncul dari Konferensi Kerja Ekonomi Pusat, dan ada kepercayaan atau ketakutan yang semakin berkembang bahwa ini akan menjadi acara yang tidak bermakna, mereka tidak mungkin mengalahkan narasi tarif,” kata PVM Oil Associates.

“Bermain-main dengan suku bunga sekehendaknya, kecuali PBoC/Konferensi/Partai Komunis menghasilkan sesuatu selain bantuan sisi pasokan seperti yang dilakukan sepanjang tahun, tidak ada alasan untuk percaya bahwa kelesuan China tidak akan berlanjut.” (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |