Harga saham bergerak dinamis, dan pergerakan ini membentuk tren harga yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Mengenal Tren Saham: Bullish, Bearish, dan Sideways. Begini Arti dan Maknanya. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Kenali jenis tren saham mulai dari bullish, bearish, dan sideways. Harga saham bergerak dinamis, dan pergerakan ini membentuk tren harga yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Agar menghasilkan profit yang memuaskan dan dapat meminimalisir risiko kerugian, seorang investor dan trader harus mengetahui jenis-jenis tren pergerakam harga saham, sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Ada tiga tren pergerakan harga saham, yakni bullish, bearish, dan sideways. Ketiganya menunjukkan tren pergerakan kenaikan harga, penurunan harga, dan pergerakan harga yang stabil (mendatar).
Tren Saham: Bullish, Bearish, dan Sideways. Apa Maknanya?
1. Bullish
Tren bullish terjadi ketika harga saham cenderung bergerak naik, atau uptren. Ini terjadi ketika ada lebih banyak pembeli di pasar dibanding penjualnya. Dalam perdagangan saham, yakni ketika aksi beli lebih besar dibanding aksi jual.
Saat tren bullish terjadi, saham-saham terus bergerak naik dalam periode tertentu dan investor berpeluang untuk mendapatkan profit. Terlebih jika investor sudah mengoleksi saham-saham tersebut dalam jangka panjang.
Bullish diambil dari kata bull atau kerbau jantan, pergerakan harga yang naik digambarkan seperti kerbau yang menyundul tanduknya ke atas. Tren bullish bisa terjadi selama berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun tergantung kondisi yang terjadi.
Namun tren bullish juga tidak terjadi selama-lamanya. Setelah tren ini usai, pergerakan harga saham memasuki titik jenuh dan turun lagi (koreksi/normalisasi). Tren bullish digambarkan dengan grafik yang tampak naik seperti anak tangga.
2. Bearish
Kebalikan dari tren bullish atau uptren, tren bearish terjadi ketika pergerakan harga saham cenderung menurun karena lebih banyak aksi jual dibanding aksi beli. Tren ini dapat juga disebut dengan downtren.
Sama seperti tren bullish, tren bearish juga bisa terjadi selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Saat terjadi tren bearish, portofolio investor biasanya bakal memerah, dan ada pula yang ‘nyangkut’ di saham-saham tertentu.
Tren bearish bisa dipicu karena banyak faktor. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tidak memuaskan investor, kondisi geopolitik global dan kawasan tertentu, dan lain-lain. Grafik tren bearish tampak seperti anak tangga menurun.
Bearish diambil dari kata bear atau beruang, pergerakan harga saham yang terus menurun digambarkan seperti beruang yang mencakar targetnya ke arah bawah.
3. Sideways
Grafik tren sideways tampak seperti garis mendatar. Tren ini terjadi karena aksi jual dan aksi beli sama kuatnya, yang berarti kondisi pasar atau saham tertentu tengah stabil. Tidak sedang mengalami kenaikan terus menerus ataupun penurunan terus menerus.
Pada kondisi sideways, pergerakan harga saham cenderung stagnan dan tidak ke mana-mana. Investor cenderung wait and see, menunggu situasi selanjutnya sembari menganalisa pasar.
Dari ketiga tren ini, dapat dikatakan investor dan trader berpeluang paling tinggi untuk mendapatkan profit yang optimal adalah ketika tren bullish terjadi. Sementara pada tren bearish, umumnya investor dan trader berpeluang untuk mencatatkan kerugian.
Itulah penjelasan singkat tentang tren saham bullish, bearish, dan sideways.
(Nadya Kurnia)