Harga emas turun 1,25 persen ke USD2.915,04 per troy ons akibat aksi ambil untung dan kekhawatiran tarif AS, setelah mencetak rekor tertinggi di USD2.956,15.
Harga Emas Turun, Dibayangi Aksi Ambil Untung dan Kekhawatiran Perang Dagang. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas turun pada Selasa (25/2/2025), seiring aksi ambil untung setelah mencetak rekor tertinggi di hari sebelumnya di tengah kekhawatiran berlanjutnya ketidakstabilan akibat rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Harga emas spot (XAU/USD) ditutup melemah 1,25 persen ke USD2.915,04 per troy ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 17 Februari di awal sesi. Pada Senin (24/2/2025), emas mencapai rekor tertinggi (ATH) di USD2.956,15.
Dikutip dari MT Newswires, penurunan ini terjadi setelah Trump pada Senin menegaskan akan tetap mengenakan tarif 10 persen atas impor energi dari Kanada serta bea masuk 25 persen untuk barang dari Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS.
Kebijakan ini, ditambah tarif 10 persen yang telah diterapkan pada produk asal China, diperkirakan memperlambat pertumbuhan global dan menekan permintaan.
“Permintaan aset safe haven tetap kuat di tengah kekhawatiran tarif. Trump mengonfirmasi bahwa tarif impor dari Kanada dan Meksiko akan tetap berlaku, sehingga inflasi dan risiko perang dagang tetap menjadi sorotan,” ujar Saxo Bank.
“Terjadi aksi ambil untung serta investor yang memilih menunggu untuk kembali masuk di harga lebih rendah,” kata analis pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn.
Sepanjang 2025, emas sudah mencetak sebelas rekor tertinggi, menembus level psikologis USD2.950 per troy ons.
Trump menegaskan tarif impor dari Kanada dan Meksiko tetap berjalan sesuai jadwal, meski kedua negara telah meningkatkan pengamanan perbatasan dan berupaya menekan arus fentanyl ke AS menjelang tenggat 4 Maret.
“Saya masih melihat ketidakpastian terkait tarif dan perdagangan secara umum. Setiap koreksi harga akan tetap dianggap sebagai peluang beli,” kata wakil presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals, Peter Grant.
Sementara itu, spekulan emas memangkas posisi beli bersih mereka sebanyak 13.605 kontrak menjadi 201.962 pada pekan yang berakhir 18 Februari.
Di sisi lain, para ekonom dan investor memperkirakan Federal Reserve (The Fed) merespons secara tegas dan sistematis terhadap perubahan inflasi dan pasar tenaga kerja, menurut riset yang dirilis San Francisco Fed pada Senin.
Inflasi yang lebih tinggi dapat memaksa The Fed mempertahankan suku bunga lebih lama, sehingga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pelaku pasar kini menanti rilis data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS pada Jumat, yang menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneternya.
Dolar AS melemah, yang biasanya menguntungkan komoditas berdenominasi mata uang tersebut. Indeks dolar ICE turun 0,33 poin ke 106,27.
Imbal hasil obligasi AS juga menurun, sehingga biaya kepemilikan emas berkurang. Yield obligasi AS tenor dua tahun melemah 4,3 basis poin menjadi 4,117 persen, sedangkan yield obligasi 10 tahun terkoreksi 9,6 basis poin menjadi 4,315 persen. (Aldo Fernando)