Harga CPO Turun Berhari-hari, Apa yang Terjadi?

5 hours ago 1

Harga minyak sawit mentah (CPO), mencatat penurunan selama enam sesi berturut-turut dan menyentuh level terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Harga CPO Turun Berhari-hari, Apa yang Terjadi? (Foto: Freepik)

Harga CPO Turun Berhari-hari, Apa yang Terjadi? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) mencatat penurunan selama enam sesi berturut-turut dan menyentuh level terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran akan peningkatan produksi seiring kembali aktifnya kegiatan di perkebunan pascalibur panjang.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 1,79 persen ke level MYR3.904 per ton pada Senin (21/4/2025).

Mengutip Trading Economics, pelaku pasar juga bersikap hati-hati, menantikan tekanan tambahan ketika masa penangguhan tarif selama 90 hari oleh Amerika Serikat (AS) berakhir. Di pasar terkait, harga minyak mentah turun lebih dari 1,5 persen akibat kemajuan dalam perundingan nuklir antara AS dan Iran.

Namun, penurunan harga CPO sedikit tertahan oleh data dari Intertek Testing Services yang menunjukkan ekspor minyak sawit Malaysia selama 1–20 April naik 11,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Di India, sebagai importir minyak sawit terbesar dunia, impor pada Maret melonjak hampir 14 persen. Permintaan diperkirakan terus meningkat seiring menipisnya stok dan kebutuhan menjelang musim perayaan.

Ketegangan dagang antara AS dan China yang semakin meningkat juga dapat mendorong China mengurangi impor kedelai dari AS. Hal ini berpotensi mendukung permintaan minyak sawit sebagai alternatif.

Proyeksi Sepekan

Analis David Ng memperkirakan harga CPO pekan ini bergerak dengan kecenderungan lemah, seiring sentimen pasar yang masih lesu dan produksi yang meningkat. Ia memperkirakan harga bergerak di kisaran MYR3.900 hingga MYR4.100 per ton.

Sementara itu, trader senior dari Interband Group of Companies, Jim Teh, menyebut pasar CPO tengah mengalami koreksi teknikal dan diperkirakan berada dalam kisaran MYR3.800 hingga MYR4.000 per ton.

“Stok melimpah di Malaysia dan Indonesia. Cuaca yang mendukung membuat produksi pada April di kedua negara diperkirakan baik. Pembelian fisik akan datang dari China, India, Pakistan, Timur Tengah, dan Uni Eropa,” ujarnya.

Kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, memperkirakan harga CPO bergerak dalam kisaran MYR3.850 hingga MYR4.200 per ton. Fokus pasar akan tertuju pada laju produksi di Malaysia serta kejelasan mandat renewable volume obligations (RVOs) AS untuk 2025 dan 2026.

Ia menambahkan, data produksi minyak sawit pada 1–20 April dari Southern Peninsular Palm Oil Millers' Association (SPPOMA) dan Malaysian Palm Oil Association akan menjadi perhatian utama. Berdasarkan estimasi SPPOMA untuk periode 1–15 April, produksi tercatat naik 3,97 persen dan pasar memperkirakan pertumbuhan produksi minyak sawit sepanjang April mencapai dua digit secara bulanan.

Anilkumar juga mencatat, terdapat ekspektasi bahwa Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menaikkan mandat RVO untuk 2025 menjadi 5,25 miliar galon dari 3,35 miliar galon pada 2024. Hal ini diperkirakan mendorong harga minyak kedelai naik, dan memperkuat sentimen positif mengingat rendahnya stok minyak kedelai di AS.

“Mandat biodiesel di Brasil yang saat ini berada di level 14 persen juga kemungkinan naik menjadi 15 persen,” ujarnya. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |