Harga CPO Naik Lebih dari 1 Persen, Tembus Level MYR5.000 per Ton

1 week ago 2

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali menguat pada perdagangan Jumat (8/11/2024).

 Freepik)

Harga CPO Naik Lebih dari 1 Persen, Tembus Level MYR5.000 per Ton. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali menguat pada perdagangan Jumat (8/11/2024), didorong oleh penguatan pasar Dalian yang menjadi pesaing utama.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 14.31 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO naik 1,56 persen ke level MYR5.027 per ton, mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni 2022.

Kontrak ini mencatatkan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, naik lebih dari 2,5 persen sejauh ini.

Mengutip Trading Economics, Jumat (8/11/2024), kenaikan tersebut seiring harga minyak mentah yang akan mencetak kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan, di tengah spekulasi bahwa kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat (AS) dapat memperketat sanksi terhadap beberapa negara penghasil minyak.

Sementara itu, Indonesia, yang notabene produsen utama, berencana menaikkan campuran minyak sawit dalam biodiesel dari 35 persen (B35) saat ini menjadi 40 persen (B40) pada 2025 dan menjadi 50 persen (B50) pada 2028.

Di India, sebagai pembeli terbesar dunia, impor minyak sawit melonjak 59 persen secara bulanan pada Oktober, mencapai puncak tiga bulan seiring kuatnya permintaan perayaan setelah level impor yang rendah baru-baru ini.

Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan turun pada Oktober untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, didorong oleh produksi yang lebih rendah.

Produksi dalam waktu dekat diprediksi tetap lemah akibat hujan musiman.

Kenaikan harga tertahan oleh kewaspadaan menjelang data harga dari pembeli utama, China.

Trader minyak sawit David Ng menyebutkan, ekspektasi permintaan yang lebih tinggi, seiring dengan langkah Indonesia untuk meningkatkan mandatori biodiesel, turut mendongkrak sentimen pasar.

“Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai. Maka dari itu, kami melihat support di MYR4.900 per ton dan resistance di MYR5.050 per ton,” ujar David kepada Bernama.

Senior Analis Fastmarket Palm Oil Analytics Sathia Varqa menambahkan, pada Kamis (7/11), futures CPO menguat akibat kombinasi antara aksi ambil untung dan momentum pembelian.

Menurutnya, proyeksi produksi yang lebih rendah, performa lebih tinggi dari minyak nabati terkait, serta perkiraan peningkatan permintaan minyak sawit di segmen biodiesel mendukung pasar, dengan beberapa aktivitas ambil untung yang sporadis.

"Data dari Malaysian Palm Oil Association (MPOA) yang dirilis setelah sesi tengah hari menunjukkan bahwa produksi Oktober tetap tidak berubah dari September, dengan penurunan besar dalam produksi di Semenanjung Malaysia yang menutupi pertumbuhan dari negara bagian Sabah," ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group di Mumbai Anilkumar Bagani mengungkapkan, harga CPO telah melampaui MYR5.000 per ton untuk pertama kalinya sejak Juni 2022. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |