Jakarta -
Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, tercatat sejak awal tahun hingga Maret 2025, sebanyak 73.992 orang berhenti dari kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan karena terkena PHK.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan telah melaporkan bahwa terjadi tren kenaikan angka PHK. Hal ini juga telah mendapat perhatian khusus dari Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.
"Kondisi PHK kita sudah lihat bahwa data-data dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah keluar, dan mereka juga menyadari, kemarin Pak Menteri juga menyampaikan bahwa memang ini sesuatu yang perlu diperhatikan karena ada kenaikan," kata Shinta dalam acara Media Briefing Apindo Indonesia Quarterly Update di Jakarta Selatan, Selasa (13/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Shinta, di satu sisi banyak pekerjaan baru yang tercipta berkat investasi-investasi baru yang masuk. Namun demikian, di luar daripada PHK, Indonesia juga harus menyiapkan 3-4 juta pekerjaan baru setiap tahunnya. Oleh karena itu, menurutnya saat ini Indonesia perlu melakukan revitalisasi padat karya.
"Jadi walaupun sudah ada pekerjaan baru dari investasi yang masuk, ini tidak bisa memadai dengan kondisi yang ada. Yang jelas, kenaikan yang sangat signifikan dan tidak berhenti di sini," ujarnya.
Gelombang PHK yang terus terjadi, tak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Brand fesyen ternama asal Inggris, Burberry, mengumumkan akan memangkas sekitar 1.700 karyawannya secara global secara bertahap selama dua tahun ke depan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengurangan biaya operasional.
Melansir Daily Star UK, Rabu (14/5/2025), perusahaan fesyen ternama Inggris itu sedang dilanda kerugian operasional sebesar 3 juta pound sterling atau setara Rp 66,21 miliar (kurs Rp 22.073/pounds) pada kuartal pertama 2025 ini.
Jumlah tersebut tercatat turun drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan masih mencatatkan laba sebesar 418 juta pound sterling atau Rp 9,22 triliun.
"Meskipun kami beroperasi dengan tengah kondisi ekonomi makro yang sulit dan masih dalam tahap awal pemulihan, saya optimis dari sebelumnya bahwa hari-hari terbaik Burberry akan segera kembali dan kami akan memberikan pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan dari waktu ke waktu," kata Kepala eksekutif Joshua Schulman.
Sementara itu, salah satu perusahaan teknologi dunia, Microsoft menyebut baru saja mem-PHK 3% dari total pegawainya, atau sekitar 6.000 orang, sebagai bagian dari langkah efisiensi mereka untuk menekan biaya operasional.
Seperti diketahui, Microsoft sudah beberapa kali melakukan PHK untuk melakukan efisiensi dan mengalihkan pengeluaran mereka ke sektor lain, misalnya kecerdasan buatan (AI).
PHK yang terbaru ini terjadi untuk pegawai di setiap tingkat dan lokasi, dan mungkin yang jumlahnya paling besar setelah PHK terhadap 10 ribu pegawai pada 2023 lalu. Pada Januari 2025, Microsoft juga melakukan PHK terhadap sejumlah kecil pegawainya. Namun saat itu bukan untuk efisiensi, melainkan PHK terkait performa pekerjaan.
Saksikan pembahasan lengkap hanya di program detikPagi edisi Kamis (15/05/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube, TikTok dan Facebook detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(vrs/vrs)