Goldman Sachs Turunkan Peringkat Saham dan Obligasi Indonesia, Soroti Risiko Fiskal

1 month ago 19

Goldman Sachs memangkas peringkat saham dan obligasi Indonesia, soroti risiko fiskal akibat kebijakan Prabowo. IHSG tertekan, rupiah melemah.

Goldman Sachs Turunkan Peringkat Saham dan Obligasi Indonesia, Soroti Risiko Fiskal. (Foto:

IDXChannel - Goldman Sachs Group Inc, menurunkan peringkat aset Indonesia dengan alasan meningkatnya risiko fiskal akibat berbagai kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Melansir dari Bloomberg News, Senin (10/3/2025), bank investasi Wall Street Amerika Serikat (AS) ini memangkas rekomendasi atas saham Indonesia dari overweight menjadi market weight serta menurunkan pandangannya terhadap obligasi kuasi-sovereign bertenor 10 hingga 20 tahun dari posisi unggulan sebelumnya menjadi netral.

Keputusan ini diambil setelah Goldman meningkatkan proyeksi defisit anggaran Indonesia pada 2025 menjadi 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB), naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,5 persen.

Pasar keuangan Indonesia terus mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir seiring kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan global dan pelemahan ekonomi domestik yang mendorong arus keluar modal.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) termasuk dalam jajaran yang berkinerja terburuk di dunia tahun ini, sementara nilai tukar rupiah sempat menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir.

Risiko tersebut berpusat pada kebijakan ekonomi Prabowo yang mencakup realokasi anggaran, pembentukan dana abadi (sovereign wealth fund/SWF), serta perluasan kebijakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Para analis menilai langkah-langkah ini berpotensi memperlebar defisit fiskal lebih lanjut.

“Kami kini melihat ruang yang terbatas untuk kinerja unggul dari instrumen pendapatan tetap,” kata strategist Kenneth Ho dan Sandra Yeung dalam laporan.

Mereka juga memperkirakan obligasi bertenor panjang akan mengalami tekanan akibat meningkatnya risiko fiskal serta potensi pasokan obligasi yang lebih besar.

Selain itu, Goldman Sachs merekomendasikan investor mempertimbangkan penggunaan credit default swap (CDS) lima tahun Indonesia sebagai lindung nilai terhadap risiko investasi di Asia dengan peringkat investasi (investment grade).

Mengutip Bloomberg, obligasi dalam denominasi dolar AS yang diterbitkan oleh PT Pertamina dengan jatuh tempo Mei 2043 mengalami pelebaran spread hampir 4 basis poin, sementara selisih imbal hasil obligasi PT Perusahaan Listrik Negara bertenor hingga Oktober 2042 naik 3 basis poin.

Perubahan ini terjadi ketika rata-rata spread obligasi Asia berperingkat tinggi tidak mengalami banyak perubahan pada Senin, menurut data Bloomberg.

Di pasar saham, analis Timothy Moe menyoroti lemahnya laba korporasi serta likuiditas sistem perbankan yang semakin ketat sebagai faktor tambahan yang menekan pasar. IHSG sempat turun hingga 1 persen pada perdagangan Senin (10/3/2025).

Sementara itu, rilis data anggaran Januari yang tertunda memunculkan tanda tanya di kalangan investor mengenai kondisi fiskal pemerintah setelah serangkaian kebijakan Prabowo. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |