JAKARTA - Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah kini banjir hujatan usai menghina pedagang es teh dalam acara Magelang Bersholawat.
Gus Miftah yang juga seorang pejabat sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pun akhirnya minta maaf. Miftah akui lalai dan khilaf karena menghina seorang yang tengah mencari nafkah demi keluarganya.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Miftah Maulana Habiburrahman, menanggapi yang viral hari ini yang pertama dengan kerendahan hati saya meminta maaf atas kekhilafan saya,” jelas Gus Miftah.
Miftah juga ditegur Sekretaris Kabinet Mayor Teddy dan memintanya untuk lebih berhati-hati saat berbicara di hadapan masyarakat umum. "Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," ujar Gus Miftah.
Gus Miftah mengaku hanya bercanda. Dia pun tak menyangka becandanya tersebut menimbulkan kegaduhan. “Saya memang sering bercanda dengan siapapun, maka untuk itu atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung. Dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” lanjutnya.
Tugas Gus Miftah
Usai dilantik sebagai pejabat negara pada Selasa 22 Oktober 2024, Gus Miftah mempunyai tugas sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Presiden Prabowo Subianto meminta dia untuk membangun komunikasi internasional soal moderasi dan toleransi beragama.
"Salah satu tugas yang disampaikan itu adalah membangun komunikasi internasional terkait dengan moderasi dan toleransi," ucap Gus Miftah di Istana Kepresidenan usai pelantikan.
Sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, dia akan turut serta mengawal isu-isu kerukunan di Indonesia.
Menurut dia, isu terkait kerukunan di Indonesia menjadi isu yang sangat sensitif dan juga krusial. Sebab, Indonesia merupakan negara besar dengan 17.000 pulau, 1.700 suku bangsa, 736 bahasa dan 6 agama.
"Ini tentunya kalau tidak disikapi secara dewasa, ini kurang baik. Maka bagaimana upaya kita hari ini adalah menjaga kondusivitas itu, terkait dengan kerukunan," kata Gus Miftah.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari