SIG optimistis industri semen domestik masih memiliki prospek yang baik, menyusul komitmen pemerintah untuk melanjutkan agenda pembangunan infrastruktur.
Ditekan Kontraksi Pasar, Semen Indonesia (SMGR) Kantongi Pendapatan Rp36,19 Triliun (foto: MNC Media)
IDXChannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, secara resmi baru saja mengumumkan kinerja keuangan konsolidasi teraudit (audited) untuk periode kinerja 2024 lalu.
Dalam rilis tersebut, tercatat bahwa Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp36,19 triliun, yang dihasilkan dari kinerja volume penjualan sebesar 38,27 juta ton hingga akhir tahun.
Dari capaian pendapatan tersebut, Perseroan berhasil menyisihkan laba tahun berjalan sebesar Rp772 miliar, dengan porsi laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp720 miliar.
"Di tengah kondisi pasar semen domestik yang terkontraksi dan proyek pembangunan infrastruktur yang melambat di 2024, kami bersyukur masih dapat mencatatkan kinerja positif," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Sabtu (29/3/2025).
Menurut Vita, di sepanjang 2024 lalu pihaknya telah melakukan efisiensi secara ketat dan peningkatan operational excellence secara terus-menerus, sehingga berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 0,8 persen menjadi Rp28,26 triliun, dan biaya keuangan bersih sebesar 20,2 persen menjadi Rp944 miliar.
Meski demikian, Vita menekankan bahwa SIG optimistis industri semen domestik masih memiliki prospek yang baik, menyusul komitmen pemerintah untuk melanjutkan agenda pembangunan infrastruktur yang akan menjadi penggerak perekonomian.
Hal tersebut masih akan diperkuat lagi dengan beragam proyek strategis lain, seperti program pembangunan tiga juta rumah, yang diharapkan dapat mendongkrak permintaan semen, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan kinerja Perseroan.
"Salah satu langkah strategis kami dalam menjemput peluang ini adalah dengan mendorong penggunaan semen hijau dan produk turunannya yang ramah lingkungan," ujar Vita.
Pada 2024, SIG memperkenalkan produk bata interlock presisi, sebuah inovasi yang dapat menjadi pilihan utama bagi pemerintah dan pengembang properti sebagai solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, dan tahan gempa.
Tak hanya itu, penggunaan bata interlock presisi juga membuat durasi konstruksi lebih cepat, hanya dalam kurun 15 sampai 21 hari saja.
Vita menjelaskan, inovasi semen hijau dan produk turunan ramah lingkungan ini tidak lepas dari penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan yang diterapkan di pabrik-pabrik semen SIG.
"Perseroan meningkatkan efisiensi sumber daya dan optimalisasi produksi melalui implementasi advanced-process control serta pemanfaatan bahan baku alternatif," ujar Vita.
Selain itu, dikatakan Vita, akselerasi pemanfaatan bahan bakar alternatif juga menjadi jawaban sebagai upaya transisi menuju energi bersih melalui substitusi penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara.
Beragam inisiatif keberlanjutan yang dilakukan oleh SIG berhasil menurunkan emisi karbon pada produk-produknya hingga 38 persen dibandingkan semen konvensional.
Atas capaian tersebut, SIG berhasil meraih peringkat Emas dalam penghargaan SNI Award 2024 pada ajang 19th National Quality Award of Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
"(Penghargaan) ini membuktikan bahwa produk bahan bangunan yang diproduksi oleh SIG telah mendapatkan jaminan kualitas dan mutu, serta keamanan produk berupa sertifikat SNI," ujar Vita.
Melalui penghargaan tersebut, lanjut Vita, Perseroan membuktikan bahwa produk bahan bangunan yang diproduksi telah mendapatkan jaminan kualitas dan mutu, serta keamanan produk berupa sertifikat SNI.
Ke depan, SIG akan terus fokus untuk mendorong semen hijau dan produk turunannya yang inovatif dan ramah lingkungan sebagai katalis pertumbuhan kinerja berkelanjutan.
Selain itu, SIG juga siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam pembangunan infrastruktur dan hunian ramah lingkungan.
Selain mencatatkan profitabilitas pada kinerja bisnis, SIG juga membuktikan komitmennya pada aspek keberlanjutan dengan pencapaian yang membanggakan.
Pada 2024, SIG mencatatkan penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) cakupan 1 sebesar 19,5 persen dibandingkan baseline tahun 2010. Sementara, emisi GRK cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi listrik) berhasil turun sebesar 16,4 persen dibanding baseline 2019.
Capaian ini diperoleh dari konsistensi Perseroan untuk terus meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif dari biomassa, refuse-derived fuel (RDF) dan limbah industri.
SIG juga terus mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya pada unit-unit operasionalnya, serta konversi gas panas buang menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG).
"Kinerja keberlanjutan merupakan hal yang tak terpisahkan dan tak kalah penting dari kinerja bisnis. Keduanya dapat berjalan beriringan bahkan saling mengisi satu dengan lainnya," ujar Vita.
Vita memastikan, SIG berkomitmen untuk menjaga keselarasan antara aspek ekonomi dan lingkungan untuk mendukung ketahanan dan keberlangsungan bisnis Perusahaan di masa mendatang.
(taufan sukma)