Transaksi digital banking pada kuartal III-2024 mencapai 1,04 miliar transaksi atau naik 40,9 persen dengan nilai transaksi yang meningkat 26,2 persen YoY.
Digital Banking BNI (BBNI) Melesat 40,9 Persen di Kuartal III-2024 (FOTO:Dok Ist)
IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI mencatat pertumbuhan transaksi digital banking pada kuartal III-2024 mencapai 1,04 miliar transaksi atau naik 40,9 persen dengan nilai transaksi yang meningkat 26,2 persen YoY menjadi Rp1.104 triliun.
"Hal ini menunjukkan bahwa solusi perbankan digital BNI dapat memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dengan baik," kata Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan dalam konferensi pers di Jakarta Jumat (25/10/2024).
Dia menjelaskan, BNI juga telah memperkenalkan New BNIdirect pada 9 Oktober 2024, setelah sebelumnya pada 5 Juli 2024 BNI meluncurkan aplikasi perbankan digital terbarunya wondr by BNI.
Menurut Wahyu, BNI menyediakan BNIdirect untuk memenuhi kebutuhan pelayanan segmen wholesale banking yang memfasilitasi transaksi bisnis nasabah dan debitur bisnis secara digital.
Fitur terbaru single sign on untuk BNIdirect memungkinkan nasabah mengakses berbagai layanan perbankan segmen bisnis melalui satu platform terintegrasi.
Pada akhir kuartal III-2024, nilai transaksi melalui BNIdirect meningkat 15,3 persen YoY menjadi Rp5.743 triliun, dengan jumlah transaksi naik 28,6 persen YoY mencapai 878 juta transaksi.
“Penguatan digital banking ini menjadikan operasional layanan BNI semakin efisien dan efektif,” kata Putrama.
Adapun untuk segmen ritel, aplikasi terbaru mobile banking wondr by BNI mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jumlah pengguna layanan BNI Mobile Banking dan wondr by BNI, meningkat 14,8 persen YoY menjadi 17,9 juta pengguna.
"Meskipun baru berjalan kurang dari tiga bulan, wondr by BNI sudah menunjukkan pertumbuhan yang menarik. Sebanyak 70 persen dari nasabah tabungan BNI dikontribusikan oleh nasabah pengguna wondr by BNI. Pengguna aktif yang melakukan transaksi di platform ini mencapai 50 persen," katanya.
Kedua layanan digital tersebut turut mendukung produk unggulan BNI lainnya yaitu Xpora. Produk ini merupakan solusi yang menawarkan pelayanan digital kepada para pelaku UKM berorientasi ekspor yang ingin meningkatkan kapasitas bisnis hingga memperluas pasar.
Adapun total kredit untuk nasabah ekspor hingga September 2024 mencapai Rp31 triliun dari Rp19,1 triliun pada Desember 2021 dengan CAGR 19,2 persen. Total nasabah yang sudah terlayani mencapai 44.000 UKM.
“Sektor manufaktur dan perdagangan dari bidang perikanan, produksi kayu, tekstil dan kerajinan tangan, mendominasi bisnis di Xpora,” tutur Putrama.
Laba BNI Tembus Rp16,3 Triliun
Perseroan juga mencatatkan laba mencapai Rp16,3 triliun didorong oleh pulihnya pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.
Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024. Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.
BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia. BNI melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, serta program perumahan.
Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.
"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke.
BNI mencatatkan recovery kinerja terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 ini mencapai Rp8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp8,9 triliun.
Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana.
Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.
Penyaluran kredit naik 9,5 persen YoY menjadi Rp735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.
”Fokus transformasi kami tahun ini telah memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan kami berharap diversifikasi sumber dana ini akan lebih baik lagi ke depan,” ujar Royke.
(kunthi fahmar sandy)