Selain Forever 21, sebelumnya pada 2024 ada beberapa perusahaan ritel yang juga mengajukan kebangkrutan.
Daftar Raksasa Ritel yang Bangkrut di AS, Jenama Apa Lagi Selain Forever 21? (Foto: Freepik)
IDXChannel—Simak daftar raksasa ritel yang bangkrut di AS. Belum lama ini salah satu raksasa ritel fesyen Amerika Serikat, Forever 21, mengajukan kebangkrutan ke pengadilan di Delaware.
Aset jenama ritel ternama ini diestimasikan mencapai USD100 juta - USD500 juta, dengan nilai kewajiban antara USD1 miliar hingga USD10 miliar. Perusahaan ini pertama kali mengajukan kebangkrutan pada 2019, tetapi terselamatkan karena beberapa investor membeli Forever 21 secara patuhan.
Forever 21 dihadapkan dengan persaingan ketat di industri fast fashion, ditambah dengan kenaikan biaya, dan kondisi perekonomian. Dalam pernyataan resminya, Forever 21 akan mengurangi penjualan di toko fisik.
Secara bersamaan melakukan penjualan untuk sebagian atau seluruh asetnya. Beberapa pekan sebelumnya, Forever 21 mengumumkan bahwa manajemen melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 700 karyawan.
Selain Forever 21, sebelumnya pada 2024 ada beberapa perusahaan ritel yang juga mengajukan kebangkrutan. Melansir Yahoo Finance (18/3), berikut ini adalah daftar raksasa ritel yang bangkrut.
1. The Body Shop
Body Shop adalah jenama produk perawatan tubuh, skincare, dan kosmetik yang populer di dunia ritel global. Perusahaan ini juga mendistribusikan produknya di pasaran Indonesia. Pada 9 Maret 2024, The Body Shop AS mengajukan kebangkrutan.
Alasannya karena kondisi finansial perusahaan yang kian sulit, ditambah dengan penjualan yang terus menerus. Dalam industri ini, The Body Shop harus menghadapi persaingan dengan jenama lain seperti L’occitaine dan Lush.
2. 99 Cent Only Store
99 Cent Only Store adalah toko dengan konsep harga ajeg, yakni serba 99 sen. Konsep toko seperti ini pernah beroperasi di sebagian wilayah Jakarta juga Singapura. Ritel ini mengajukan kebangkrutan pada 7 April 2024 di AS.
Alasan kebangkrutan dikarenakan kesulitan finansial yang berkelanjutan, sebagian diantaranya disebabkan karena kondisi pandemi Covid-19. Selain itu perusahaan ini juga memiliki tumpukan utang dan mengalami penurunan penjualan.
3. Big Lots
Big Lots adalah jenama yang menjual produk peralatan rumah tangga, seperti Azko di Indonesia. Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada 9 September, alasannya karena penjualan dan perolehan laba yang terus merosot sejak pandemi.
Ditambah lagi perusahaan harus menghadapi tantangan dari laju inflasi dan tingkat suku bunga yang terus naik, sehingga mengakibatkan masyarakat AS mengerem pembelian barang untuk kebutuhan rumahnya.
4. Express
Express adalah peritel fesyen, sama seperti Forever 21, tetapi dengan skala usahanya yang lebih kecil. Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada 22 April dan pada Maret melakukan delisting dari NYSE.
Alasan kebangkrutannya adalah tekanan finansial yang dialami perusahaan, utang yang menggunung, dan penjualan yang menurun karena persaingan yang ketat antara perusahaan peritel fesyen lainnya.
5. Red Lobster
Red Lobster bergerak di bidang ritel makanan dan minuman. Jenama ini mengelola restoran yang menyajikan lobster. Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada 19 Mei untuk mengatasi kesulitan finansial.
Itulah beberapa perusahaan dalam daftar raksasa ritel yang bangkrut di AS.
(Nadya Kurnia)