Ciptakan Klon Unggul Sawit, BRIN dan Astra Agro (AALI) Kembangkan Kultur Jaringan

3 weeks ago 4

produksi CPO dan PKO telah stagnan di sekitar 51 juta ton dalam periode 2019 hingga 2022.

 MNC media)

Ciptakan Klon Unggul Sawit, BRIN dan Astra Agro (AALI) Kembangkan Kultur Jaringan (foto: MNC media)

IDXChannel – Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan bahwa industri kelapa sawit nasional tengah menghadapi tantangan produktivitas dan stagnansi produksi dalam lima tahun terakhir.

Tingginya permintaan pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri, dikhawatirkan akan mengancam ketersediaan pasokan minyak sawit.

Menurut Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari, penggunaan varietas unggul menjadi salah satu upaya dalam mengoptimalkan produktivitas kelapa sawit di Indonesia.

Melalui kerja sama dengan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), BRIN mengembangkan teknik kultur jaringan sebagai metode klonal bibit sawit yang berkualitas.

"Diperlukan ekplorasi dan pengembangan varietas-varietas unggul kelapa sawit agar mampu menciptakan bibit yang berkualitas dengan produktivitas yang tinggi. Riset dan pengembangan diperlukan untuk mendorong mutu yang memperhitungkan keberlanjutan dan dampak lingkungan," ujar Puji, dalam keterangan resminya.

Menurut Data yang dilansir GAPKI, produksi minyak sawit tahun 2023 meningkat 7,02 persen dibandingkan dengan 2022 yang mencapai 51,2 juta ton. Namun, produksi CPO dan PKO telah stagnan di sekitar 51 juta ton dalam periode 2019 hingga 2022.

Sejak 2018, BRIN dan AALI telah mengembangkan inovasi melalui teknik kultur jaringan untuk menciptakan klon unggul kelapa sawit. Hingga 2024, penanaman klon unggul hasil kultur jaringan telah mencapai lebih dari 10 ribu tanaman yang berlokasi di salah satu perkebunan kelapa sawit Astra Agro di Kalteng.

Senior Vice President Research and Development AALI, Cahyo Wibowo, mengungkapkan bahwa teknologi yang digunakan untuk menghasilkan klon melalui kultur jaringan saat ini dalam proses untuk mendapatkan hak paten bersama BRIN yang telah diajukan pada akhir 2023 silam.

Melalui kerjasama BRIN, AALI terus meningkatkan kloning (perbanyakan) tanaman menggunakan sumber materi genetik tanaman yang unggul.

"Pada prinsipnya, kandidat tanaman yang digunakan harus memiliki keunggulan spesifik seperti produktivitas yang tinggi berdasarkan hasil pengamatan komprehensif di lapangan. Optimalisasi metode kultur jaringan didorong melalui kerja sama ini untuk menghasilkan tanaman dengan jumlah yang besar dengan waktu yang relatif lebih cepat," ujar Cahyo.

Menurut penelitian Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), produktivitas kelapa sawit dapat meningkat 20-25 persen dari tanaman konvensional jika dikembangkan melalui kultur jaringan. Cahyo Wibowo melanjutkan tanaman kelapa sawit dari hasil kultur jaringan memiliki sifat genetik yang sama dengan pohon yang akan dikloning.

"Tidak hanya dari varietas unggul, produktivitas tanaman juga harus didukung dengan pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit, serta teknologi kecerdasan buatan yang membantu proses budi daya tanaman sawit. Untuk itu, inovasi dalam perawatan tanaman juga tetap harus dieksplorasi," ujar Cahyo.

Sebelumnya, AALI telah menciptakan pupuk hayati Astemic yang dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi hayati mikroba unggul yang bersumber dari kebun-kebun AALI.

Pupuk hayati ini telah digunakan secara internal yang berhasil mengurangi 25 persen penggunaan pupuk kimia selain juga mengurangi emisi karbon. Dengan kolaborasi BRIN, AALI membuka diskusi untuk turut melakukan inovasi pengembangan pupuk hayati yang dapat memenuhi prinsip berkelanjutan.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |