Jakarta -
PT Timah Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun sepanjang tahun 2024. Di tengah tekanan global di sektor tambang, perusahaan pelat merah ini berhasil mencatat kinerja positif berkat efisiensi operasional dan lonjakan produksi timah.
Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengatakan perusahaan melakukan transformasi besar pada aspek produksi dan operasional. Fokus perusahaan pada optimalisasi produksi baik bijih maupun logam timah membuahkan hasil signifikan.
"Banyak strategi operasi yang kita ubah dan kita lakukan efisiensi sepanjang rantai nilai perusahaan. Alhamdulillah bisa membuahkan kinerja lebih baik," kata Dani, dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 2024, PT Timah memproduksi bijih timah sebanyak 19.437 ton, naik 31% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14.855 ton. Produksi logam timah juga tumbuh 23% menjadi 18.915 metrik ton, dari sebelumnya 15.340 metrik ton.
Penjualan logam timah mencapai 17.507 ton atau naik 22% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat 14.385 ton. Dari total penjualan tersebut, sekitar 88% diekspor dan sisanya 12% diserap pasar domestik.
Kinerja positif ini turut ditopang oleh harga jual logam timah yang stabil tinggi. Rata-rata harga jual mencapai US$ 31.181 per metrik ton sepanjang 2024.
"Sepanjang 2024 harga timah cukup baik mencapai hampir US$ 32.000 per metrik ton. Pengaruh ini juga berdampak pada capaian kinerja perusahaan," tambah Dani.
Perusahaan juga menerapkan efisiensi biaya melalui pengeluaran investasi yang lebih selektif, terutama ke arah investasi yang mendukung operasional. Selain itu, PT Timah juga melakukan buyback Medium Term Notes (MTN) untuk menekan beban bunga.
Tak hanya membukukan laba, PT Timah juga mencatatkan kontribusi besar kepada negara. Total setoran pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada 2024 mencapai Rp848,02 miliar. Jumlah ini mencakup PPh, PPN, PBB, serta iuran tetap, royalti, dan kewajiban sektor pertambangan lainnya.
"Kinerja positif PT Timah di tahun 2024 tidak hanya untuk pertumbuhan internal perusahaan, tetapi juga untuk memperkuat kontribusi perusahaan kepada negara," ujar Dani.
Dalam lima tahun terakhir, kontribusi pajak dan PNBP PT Timah konsisten signifikan. Pada 2020 kontribusi sebesar Rp677,9 miliar, naik menjadi Rp776,6 miliar pada 2021, lalu melonjak ke Rp1,51 triliun di 2022. Pada 2023 kontribusi tercatat sebesar Rp888,7 miliar dan di 2024 mencapai Rp848 miliar.
Dengan capaian ini, PT Timah memperkuat posisinya sebagai BUMN strategis yang tak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga pada peran sentralnya dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
(rrd/rir)