Hingga Triwulan III-2024 lalu, emiten distributor buah-buahan segar tersebut berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp1,57 triliun.
Biaya Operasional Melonjak, Segar Kumala (BUAH) Yakin Penjualan Bakal Tetap Positif (foto: MNC media)
IDXChannel - PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH) mengaku masih cukup optimistis bahwa kinerja penjualan Perseroan bakal tumbuh positif di sepanjang 2024 ini.
Optimisme tersebut dirasa perlu ditegaskan di tengah kenaikan biaya operasional, seiring dengan pendistribusian dan penyediaan persediaan tambahan, sejalan dengan penambahan cabang–cabang baru Perseroan.
"Keyakinan tersebut, di antaranya, didukung oleh adanya momen beberapa peringatan hari raya, mulai Natal hingga Tahun Baru, yang kecenderungannya diikuti dengan meningkatnya konsumsi masyarakat di sepanjang momen tersebut," ujar Direktur BUAH, Renny Lauren, dalam keterangan resminya.
Hingga Triwulan III-2024 lalu, emiten distributor buah-buahan segar tersebut berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp1,57 triliun. Capaian tersebut tumbuh 17,2 persen dibandingkan realisasi penjualan pada periode sama 2023 lalu, di mana hingga Triwulan III-2023, penjualan BUAH tercatat sebesar Rp1,34 triliun.
"Kinerja penjualan yang positif ini, utamanya didukung oleh pertumbuhan penjualan dari segmen buah-buahan hingga ayam beku," ujar Renny.
Capaian positif tersebut, menurut Renny, tidak terlepas dari strategi Perseroan yang terus melakukan ekspansi untuk menjangkau daerah baru, guna memperluas cakupan distribusi yang dimiliki.
Terbaru, misalnya, Perseroan diketahui baru saja meresmikan pembukaan dua cold storage atau cabang baru di area Samarinda dan Pekanbaru.
Sementara, jika dilihat dari kinerja penjualan hanya dalam kurun waktu Triwulan III-2024, BUAH mencatatkan penjualan sebanyak Rp646,25 miliar. Capaian tersebut terhitung naik signifikan dibanding realisasi penjualan pada Triwulan II-2024 yang masih sebesar Rp457,54 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan yang positif, laba kotor BUAH juga tumbuh menjadi Rp123,4 miliar, atau meningkat 13,4 persen secara tahunan (year on year/YoY), dari Rp108,86 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Namun demikian, laba usaha BUAH sedikit menurun menjadi Rp31,81 miliar, dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 32,82 miliar, akibat kenaikan pada pos beban operasional.
Dari sisi bottom line, menurut Renny, BUAH mencatatkan sedikit penurunan laba bersih menjadi Rp23,67 miliar untuk periode Januari–September 2024, minus 9,31 persen dibandingkan dengan tahun sebelumya.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor kunci, termasuk meningkatnya angka promosi dan kenaikan biaya operasional serta kenaikan Kurs Mata uang asing selama periode tersebut.
"Sebagai emiten yang terus bertumbuh, tentu angka promosi kami terus mengalami peningkatan. Hal ini diperlukan untuk menjaga daya saing serta menjaga ekstitensi BUAH di industri perdagangan buah import yang semakin ketat," ujar Renny.
Selain itu, dikatakan Renny, kenaikan biaya operasional juga terjadi seiring dengan pendistribusian dan penyediaan persediaan tambahan untuk memfasilitasi cabang–cabang baru kami.
Per September 2024, BUAH tercatat memiliki total aset sebesar Rp398 miliar. Angka ini tumbuh 16,8 persen dari posisi 31 Desember 2023 yang mencapai Rp340,77 miliar. Disamping itu, ekuitas BUAH juga meningkat 0,4 persen dari posisi per 31 Desember 2023 sebesar Rp178,39 menjadi Rp179,05 miliar per 30 September 2024.
(taufan sukma)