Incremental capital output ratio (ICOR) di Indonesia menyentuh level 6,5. Angka tersebut masih sangat tinggi dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Biaya Investasi di RI Tinggi, Airlangga Proyeksi Ekonomi Hanya Tumbuh 5 Persen. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Incremental capital output ratio (ICOR) atau biaya Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia menyentuh level 6,5. Angka tersebut masih sangat tinggi dibandingkan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara (ASEAN).
Kondisi ini pun mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bila persentase investasi di tanah air ada di level 30 dengan ICOR 6,5 maka pertumbuhan ekonomi hanya bisa menyentuh 5 persen.
“Mengenai ICOR itu memang kita masih relatif tinggi di angka sedikit di atas 6. Jadi kalau investasi kita 30 dengan ICOR 6, sederhananya kan 30 dibagi 6 pertumbuhan kita 5 persen,” ujar Airlangga saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024).
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen. Untuk mencapai target itu, Airlangga menyebut nilai koefisien capital output ratio harus ditekan ke posisi 4.
Dia mencontohkan, ekonomi di era Presiden Soeharto atau Orde Baru (Orba) pernah tumbuh 8,2 persen karena ICOR berada di level 4 persen.
“Nah dulu waktu jamannya Pak Harto sempat kita 8,2 persen (ekonomi) karena ICOR kita 4,” tuturnya.