Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan keluarga (family business) di Tanah Air untuk menawarkan sahamnya di pasar modal.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan keluarga (family business) di Tanah Air untuk menawarkan sahamnya di pasar modal. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong agar perusahaan keluarga (family business) di Tanah Air untuk menawarkan sahamnya di pasar modal. Lewat Initial Public Offering (IPO), perusahaan keluarga tetap menjaga keberlanjutan usaha.
Head of Listed Companies Development Division BEI, Listyorini Dian menilai, family business kerap menghadapi tantangan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis, terutama saat bisnis tersebut mulai dijalankan oleh generasi kedua atau ketiga.
Menurut Listyorini, generasi pertama alias pendiri biasanya memiliki komitmen dan semangat tinggi untuk membesarkan perusahaan. Kemudian masalah muncul ketika generasi awal menyerahkan bisnis ke generasi selanjutnya, karena ada anak atau cucunya yang tak berminat melanjutkan usaha yang dirintis.
“Agar perusahaan yang sudah susah payah didirikan ini tidak bubar begitu saja, salah satunya dengan IPO. Karena selain sahamnya masih dimiliki oleh keluarga, kemudian pengelolaannya juga diserahkan ke profesional,” kata Dian dalam Talkshow bertajuk ‘Gearing Up Companies for the Evolving Investor Landscape’ di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Berdasarkan riset yang dilakukan Harvard Business School, hanya sekitar 30 persen perusahaan keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua, dan hanya 13 persen yang bertahan hingga generasi ketiga.
Dian membeberkan sejumlah kendala yang dihadapi perusahaan keluarga dalam mengembangkan bisnisnya antara lain terkait distribusi keuntungan perusahaan di antara anggota keluarga, adanya kompetensi anggota keluarga yang masuk ke dalam perusahaan, hingga konflik nilai antar anggota keluarga perihal masa depan perusahaan.
“Dengan go public, pengelolaan perusahaan diharapkan dapat lebih profesional dan ada percepatan good corporate governance yang diimplementasikan, serta kepemilikan lebih mudah untuk istilahnya dibagi-bagikan,” ujar Dian.
Selain membuka peluang lebih lebar untuk pengembangan perusahaan, kata dia, IPO juga menjadi salah satu jalan untuk unlocking value perusahaan. Dian menyebut, dengan menjadi perusahaan terbuka, perusahaan dapat lebih mengetahui valuasi dan potensi yang belum terlihat sebelumnya.
Menjadi perusahaan terbuka, lanjut Dian, juga memudahkan calon mitra strategis untuk lebih mengenal perusahaan sebelum bekerja sama. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif pajak yang didapatkan oleh perusahaan terbuka.
“Biasanya mereka akan lihat list perusahaan terbuka, karena sebelum bekerja sama bisa mempelajari terlebih dahulu. Selain itu ada insentif perpajakan, lebih murah tiga persen dibanding perusahaan tertutup,” tutur Dian.
(Rahmat Fiansyah)