Saham PT Petrosea Tbk (PTRO) menjadi emiten Prajogo Pangestu satu-satunya yang menguat pada Kamis (7/11/2024).
Beda Nasib Saham Prajogo Pangestu: BREN-TPIA Cs Jatuh, PTRO Naik Sendirian. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham PT Petrosea Tbk (PTRO) menjadi emiten Prajogo Pangestu satu-satunya yang menguat pada Kamis (7/11/2024) di tengah tekanan jual di pasar saham Asia turut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga turun hampir 2 persen.
Pengumuman pemecahan saham atau stock split menjadi katalis positif untuk saham tersebut.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PTRO ditutup meningkat 4,71 persen ke Rp17.775 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp200,0 miliar dan volume perdagangan 11,2 juta saham.
Saham PTRO turun 2,34 persen dalam sepekan, tetapi melonjak 28,80 persen dalam sebulan.
Sebelumnya, PTRO mengumumkan rencana stock split dengan rasio 1:10.
Saat ini nilai nominal saham perseroan adalah Rp50 per saham. Setelah stock split, nilai nominal saham perseroan menjadi Rp5 per saham.
Nantinya, jumlah saham PTRO yang saat ini sebanyak 1,008 miliar saham akan menjadi 10,08 miliar saham.
“Perseroan berharap bahwa pemecahan nilai nominal saham dapat menjadikan harga saham perseroan lebih terjangkau oleh investor pasar modal, terutama pemegang saham perorangan, sehingga dapat meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan saham perseroan,” kata manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Kamis (7/11/2024).
Manajemen PTRO menjelaskan, harga saham yang lebih terjangkau diharapkan akan meningkatkan permintaan atas saham perseroan, menarik minat para calon investor baru dan memperluas basis pemodal, baik kelompok pemodal nasional maupun pemodal asing, serta klasifikasi pemegang saham perorangan dan badan usaha.
“Pemecahan Saham tidak berdampak negatif terhadap posisi keuangan perseroan,” ujar manajemen PTRO.
Lebih lanjut, pemecahan saham akan dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan diselenggarakan pada 16 Desember 2024.
Sesuai POJK 15/2022, pelaksanaan pemecahan saham wajib dilakukan paling lambat 30 hari kalender setelah pelaksanaan RUPSLB yang menyetujui rencana Pemecahan Saham.
Dalam hal batas waktu tersebut jatuh pada hari libur, maka pelaksanaan pemecahan saham akan dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Rencana pemecahan saham PTRO berpotensi memberikan dampak signifikan bagi harga saham dan minat investor terhadap emiten ini.
Secara umum, stock split tidak mengubah total nilai kapitalisasi pasar perusahaan, tetapi membuat harga per saham turun secara proporsional.
Hal ini sering kali berdampak positif karena harga saham yang lebih rendah dapat menarik minat lebih banyak investor untuk membeli saham tersebut.
Dengan harga yang lebih rendah dan jumlah saham yang lebih banyak, likuiditas saham PTRO juga diharapkan meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan frekuensi perdagangan di pasar modal.
Sebelumnya, PTRO menandatangani kontrak senilai Rp4,03 triliun dengan produsen batu bara PT Bara Prima Mandiri (BPM) di Kalimantan Tengah.
PTRO akan menangani pengupasan lapisan penutup dan penggalian batu bara hingga 31 Desember 2032. Estimasi produksi mencakup 135,46 juta BCM untuk lapisan penutup dan 7,35 juta ton batu bara.
Pasar Suram
Berbeda dengan PTRO, mood pasar secara umum yang muram.
IHSG melorot 1,90 persen ke posisi 7.243,86. Sebanyak 362 saham ditutup melemah dan hanya 221 saham yang menguat.
Kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Rabu (6/11) dikhawatirkan menggencarkan kebijakan yang menekan negara Asia, termasuk Indonesia.
Menurut catatan Reuters, Kamis (7/11/2024), Trump telah berjanji akan menerapkan tarif baru yang kemungkinan besar akan signifikan pada berbagai barang dari negara-negara seperti China dan Meksiko.
Tarif ini kemungkinan akan mendorong inflasi dan, pada gilirannya, memperkuat dolar AS serta memperlambat pelonggaran kebijakan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed).
Hal tersebut pada gilirannya berpotensi menarik dana keluar dari pasar negara berkembang, seperti yang telah terjadi akibat penguatan dolar.
Saham-saham saudara PTRO juga tertekan. Sebut saja, saham BRPT merosot 4,30 persen, BREN jatuh 5,88 persen, CUAN terjungkal 6,43 persen, dan TPIA tumbang hingga minus 11,55 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.