Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan sehingga turun hampir 8 persen hanya dalam sepekan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan sehingga turun hampir 8 persen hanya dalam sepekan. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan sehingga turun hampir 8 persen hanya dalam sepekan. Salah satu penyebab anjloknya indeks disebabkan aksi jual yang dilakukan investor asing yang mencapai Rp10 triliun.
Head of Investment Eastspring Investment Indonesia, Liew Kong Qian menilai, meski sentimen masih lemah, koreksi pasar yang terjadi saat masih dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjang karena membuka peluang investasi dengan valuasi yang lebih menarik.
Liew Kong menilai ekspektasi pelaku pasar telah disesuaikan ke valuasi yang lebih rendah, pasar berpotensi mengalami rebound seiring dengan stabilnya sentimen dan membaiknya fundamental.
"Dalam menghadapi tekanan pasar akibat aksi jual investor asing, investor jangka panjang disarankan untuk tetap tenang dan tetap berpegang pada strategi investasi yang direncanakan karena pemulihan pasar mungkin memerlukan waktu,” ujarnya kepada IDXChannel, Sabtu (1/3/2025).
Liew Kong menambahkan, tekanan jual signifikan ini telah mendorong IHSG ke level terendah sejak tahun 2021. “Pasar saham Indonesia mulai memasuki wilayah bearish, koreksi mendekati 21 persen dari puncaknya pada bulan September 2024,” katanya.
Pada 24-28 Februari 2025, investor asing terpantau mencatat aksi jual bersih (foreign net sell) hingga Rp10,2 triliun. Angka ini melonjak hampir sembilan kali lipat dibandingkan net sell pada sepekan sebelumnya yang mencapai Rp1,16 triliun.
Saham-saham blue chip, terutama sektor perbankan menjadi sasaran jual investor asing. Tiga bank raksasa, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masuk daftar utama saham jualan asing.
Sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBCA mencatat foreign net sell terbesar, yakni Rp2,14 triliun Tekanan jual yang deras membuat saham BBCA terkoreksi 5,60 persen dalam sepekan ditutup anjlok 1,17 persen ke level Rp8.425 per saham.
Demikian juga saham entitas bank BUMN, yakni BBRI tak luput dari aksi jual. Net-sell asing terhadap BBRI senilai Rp1,79 triliun dalam sepekan. Alhasil tekan jual ini menyebabkan harga sahamnya turun 14,29 persen dalam sepekan
Saham BMRI juga dijual asing, dengan nilai net sell Rp1,12 triliun. Imbasnya, harga saham bank pelat merah ini merosot 8,46 persen dalam sepekan. Di penghujung minggu ini, BMRI berakhir turun 1,29 persen ke Rp4.600 per saham.
Selain ketiga bank besar tersebut, tekanan jual asing juga menyasar emiten di luar sektor perbankan, seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang masing-masing mencatat net sell Rp1,38 triliun, dan Rp1,71 triliun. Kedua saham ini diduga dilepas oleh GIC Singapura.
(Rahmat Fiansyah)