Kondisi burnout, atau kelelahan mental berkepanjangan, juga dapat terjadi pada para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.
5 Cara Mengatasi Burnout dalam Berbisnis, Tips untuk Entrepreneur Muda. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Bagaimana cara mengatasi burnout dalam berbisnis? Kondisi burnout, atau kelelahan mental berkepanjangan, juga dapat terjadi pada para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya.
Kata burnout tidak lagi asing di kalangan pekerja. WHO mendefinisikan burnout sebagai fenomena yang berkaitan dengan pekerjaan yang diakibatkan oleh stress kronis yang tidak bisa dikelola dengan baik.
Burnout juga kerap diasosiasikan dengan rasa jenuh. Ciri-ciri burnout antara lain penurunan performa, sering menunda pengerjaan tugas, mudah marah atau mudah merasa terganggu, dan mudah lelah secara fisik.
Rupanya bukan hanya karyawan yang berisiko mengalami burnout. Para pelaku usaha pun berpeluang untuk mengalami kondisi serupa. Meskipun menjalankan bisnis lebih ‘bebas’ dibanding bekerja di kantor, pada akhirnya kegiatan sehari-hari pebisnis juga menjadi rutinitas yang berulang.
Saat menjalankan bisnis, seorang pebisnis akan melakukan tugas-tugas terkait bisnis yang dilakoninya. Misalnya dalam bisnis online, maka sehari-hari pemilik toko online harus siap sedia melayani pertanyaan konsumen di platform e-commerce jika dia tidak memiliki staf.
Pemilik toko online juga harus mengurus pesanan masuk, mengemas pesanan, dan mengatur pengiriman barang ke kurir. Pemilik toko online dengan penjualan besar, biasanya akan mempekerjakan staf sebagai CS dan membantu pengemasan.
Demikian juga dengan bisnis-bisnis lain, baik bisnis skala kecil maupun skala besar, keseharian para pebisnis yang dihabiskan untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnisnya, akhirnya menjadi rutinitas yang repetitif.
Sehingga, tidak menutup kemungkinan pelaku usaha pun bisa merasakan jenuh, lelah secara mental menjalani keseharian, dan stress karena tekanan-tekanan eksternal, hingga akhirnya mereka sampai pada kondisi burnout.
Lalu bagaimana cara mengatasi burnout dalam berbisnis? Melansir Seller Tokopedia (26/2) dan sumber lainnya, berikut tips yang dapat diikuti.
5 Cara Mengatasi Burnout dalam Berbisnis, Tips Mengelola Stress
1. Pisahkan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Seorang pengusaha seringkali dilihat sebagai bos atas usahanya sendiri, dapat bekerja kapan saja dan beristirahat kapan saja. Mereka dianggap memiliki kebebasan yang lebih tinggi dibanding pegawai yang memiliki jam kerja dan tugas tetap.
Padahal apa pun kegiatan yang dilakukan seorang pengusaha dalam kesehariannya dalam menjalankan usaha, akan menjadi rutinitas yang bakal terus dilakukannya hingga waktu yang tak diketahui.
Pada akhirnya rutinitas bertemu klien, rapat, membuka toko, menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak, melayani pertanyaan konsumen, mengemas pesanan, menghubungi kurir, mencari pemasok, dan sebagainya, menjadi pekerjaan tetap bagi seorang pebisnis.
Agar pengusaha tetap dapat bugar secara fisik dan mental, pisahkan-lah bisnis dengan kehidupan pribadi. Meskipun pengusaha tidak bekerja di kantor, mereka tetap harus dapat membagi waktu antara bisnis dengan kehidupan pribadinya.
2. Satu per Satu
Pekerjaan yang menumpuk dalam operasional bisnis lumrah terjadi. Seorang pengusaha bisa menghadapi banyak hal tidak terduga saat menjalankan bisnisnya, secara bersamaan ada hal-hal lain yang harus dilakukannya.
Ketika banyak tugas menanti, kerjakanlah tugas-tugas tersebut satu per satu, alih-alih ngotot multitasking dan berupaya mengerjakan semuanya sekaligus. Pahami kapasitas mental Anda dalam mengerjakan tugas.
Mengerjakan tugas satu per satu dapat membantu pengerjaan yang lebih efisien dan tepat sasaran.
3. Jangan Berdiri Sendirian
Mengelola seluruh operasional bisnis dan mengatasi semua masalah bisnis sendirian akan mempercepat pengusaha untuk mencapai titik burnout. Seorang pengusaha dianjurkan untuk memiliki partner dan karyawan untuk berbagi tugas.
Pengusaha yang baik tidak berarti mengerjakan semuanya sendirian dari A sampai Z, mereka justru harus pandai mendelegasikan pekerjaan pada orang lain yang tepat, agar mereka dapat mengerjakan hal-hal lain yang lebih penting.
4. Holistik Memandang Masalah
Saat menghadapi masalah yang rumit, upayakan untuk melihat masalah tersebut secara menyeluruh. Bukan setengah-setengah. Misalnya, memandang hambatan hanya sebatas hambatan belaka. Padahal hambatan bisa menjadi tantangan.
Menghadapi masalah secara holistik dapat membantu pengusaha untuk tetap tenang, mengontrol emosi, dan mengelola kapasitas mentalnya lebih baik. Pengusaha juga dapat mengevaluasi bisnisnya lebih baik dan objektif.
5. Tahu Kapan Berhenti
Pebisnis kerap diidentikkan sebagai orang yang pantang menyerah dan berani menerjang risiko seberat apa pun. Padahal di balik citra tersebut, mereka pun pernah gagal dan pernah terpaksa berhenti ‘mengasuh’ bisnisnya untuk menekan kerugian.
Sama halnya seperti investor yang harus tahu kapan mesti cut loss, seorang pengusaha yang merintis usaha juga harus tahu kapan mesti berhenti. Sebab pengusaha tidak memiliki kontrol penuh atas lingkungan dan kondisi pasar sepenuhnya.
Ada kalanya usaha merugi bukan karena strategi yang payah, tetapi karena kondisi pasar yang tidak mendukung, dan sebaliknya, ada kalanya usaha merugi memang karena strategi yang payah dan harus dihentikan.
Pebisnis pun juga harus mampu menerima kekalahan, lalu bangkit lagi di kemudian hari untuk memulai bisnis-bisnis baru.
Itulah penjelasan singkat tentang cara mengatasi burnout dalam berbisnis.
(Nadya Kurnia)