PTPN atau Holding Perkebunan Nusantara adalah perusahaan sawit yang memiliki lahan perkebunan paling luas di Indonesia, yakni mencapai 733.378 hektare.
20 Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia yang Sahamnya Bisa Dibeli di Bursa Efek. (Foto: MNC Media)
IDXChannel—Ada sejumlah perusahaan sawit terbesar di Indonesia, sebagian di antaranya telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Namun jika dilihat dari luasan lahannya, PTPN atau Holding Perkebunan Nusantara adalah perusahaan sawit yang memiliki lahan perkebunan paling luas di Indonesia, yakni mencapai 733.378 hektare.
Dari total luasan perkebunan itu, 560.078 hektare di antaranya adalah kebun milik PTPN, sementara 202.210 hektare sisanya adalah kebun milik petani plasma. Pada urutan kedua, luasan perkebunan sawit terbesar dimiliki oleh Golden Agri-Resources.
Perusahaan induk dari emiten PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) ini mengelola perkebunan seluas 532.488 hektare, yang diantaranya adalah kebun milik sendiri dan kebun plasma.
Pada urutan ketiga, perusahaan sawit dengan kebun terluas dikelola oleh Indofood Agri Resources, yang tak lain adalah induk usaha dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dengan luasan lahan sekitar 343.000 hektare.
Perusahaan-perusahaan sawit di Indonesia tidak hanya mengelola perkebunan sawit mulai dari penanaman hingga panen, namun juga mengolahnya menjadi CPO (crude palm oil). Sebagian di antaranya juga memproduksi barang konsumsi berbahan dasar CPO.
Merangkum beragam sumber, berikut ini adalah perusahaan sawit terbesar di Indonesia yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia.
20 Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia
1. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)
Perusahaan ini adalah anak usaha Golden-Agri Resources yang mengelola 134.000 hektare kebun sawit yang terdiri dari kebun milik sendiri dan kebun plasma. Kapitalisasi pasar SMAR hingga 24 Oktober 2024 adalah Rp11,43 triliun.
Perusahaan ini memiliki aset senilai Rp41,04 triliun, dan mencatatkan pendapatan senilai Rp66,53 triliun sepanjang 2023 dengan pendapatan bersih senilai Rp917,8 miliar. SMAR mengelola 16 pabrik pengolahan kelapa sawit dan beberapa pabrik lainnya.
SMAR memproduksi kelapa sawit hingga menjadi produk turunan berupa minyak goreng dengan merek Kunci Mas dan Filma.
2. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mengelola perkebunan sawit dengan luasan lahan mencapai 287.044 hektare yang terdiri dari perkebunan milik sendiri dan perkebunan milik petani plasma.
Hingga Juni 2024, perusahaan ini memiliki aset senilai Rp29,21 triliun. Adapun pendapatannya sepanjang tahun lalu mencapai Rp20,75 triliun, dengan pendapatan bersih senilai Rp1,06 triliun. Kapitalisasi pasar AALI mencapai Rp12,90 triliun.
AALI juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dan mengembangkan produk sawit berupa olein, strearin, dan PFAD. Perusahaan ini mengekspor produk-produk turunan tersebut ke China dan Filipina.
3. PT Salim Ivomas Tbk (SIMP)
Perusahaan ini mencatatkan aset senilai Rp35,82 triliun hingga Juni 2024. Adapun pendapatannya pada 2023 mencapai Rp16 triliun, dengan pendapatan bersih mencapai Rp736,42 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp6,62 triliun.
SIMP mengelola perusahaan sawit terintegrasi secara vertikal. Mencakup seluruh rantai pasokan, mulai dari penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih, pembudidayaan, pengolahan, hingga produksi dan pemasaran produk turunannya.
SIMP memproduksi minyak goreng, margarin, dan produk berbahan dasar sawit lainnya dengan merek dagang Bimoli, Delima, Amanda, Royal Palmia, dan sebagainya.
4. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
Perusahaan ini tidak hanya memiliki perkebunan sawit, tetapi juga mengelola kebun tebu. Area perkebunannya tersebar di Lampung, Palembang, dan Pontianak. Adapun luasan lahan sawitnya mencapai sekitar 61.852 hektare.
Perusahaan ini mencatatkan aset senilai Rp26,28 triliun sampai dengan Juni 2024. Adapun pendapatannya sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp15,32 triliun dengan pendapatan bersih senilai Rp611,29 miliar. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp4 triliun.
5. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
Sampai dengan 2022, perusahaan ini mengelola perkebunan sawit seluas 218.500 hektare yang terdiri dari perkebunan milik sendiri dan kebun milik petani plasma. DSNG juga mengoperasikan 12 pabrik kelapa sawit.
Sampai Juni 2024, perusahaan ini memiliki aset senilai Rp15,97 triliun, dengan pendapatan sepanjang 2023 mencapai Rp9,50 triliun dengan pendapatan bersih mencapai Rp839,81 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp11,87 triliun.
6. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Perusahaan ini mengelola perkebunan sawit dengan luasan lebih dari 200.000 hektare yang tersebar di Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Selain kelapa sawit, TAPG juga mengelola perkebunan karet.
Sampai Juni 2024, perusahaan ini tercatat memiliki aset senilai Rp13,70 triliun. Sepanjang tahun lalu, TAPG membukukan pendapatan senilai Rp8,33 triliun dengan pendapatan bersihnya mencapai Rp1,61 triliun.
Adapun kapitalisasi pasar TAPG sampai dengan 24 Oktober 2024 adalah Rp16,78 triliun.
7. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
Perusahaan ini mengelola perkebunan sawit dengan luasan sekitar 100.000 hektare. memiliki 23 perkebunan sawit dan mengoperasikan delapan pabrik kelapa sawit dan satu pabrik inti sawit di Pangkalan Bun.
SSMS telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak 2013. Adapun nilai asetnya sampai dengan Juni 2024 mencapai Rp11,40 triliun. Sepanjang tahun lalu perusahaan ini membukukan pendapatan senilai Rp10,70 triliun.
Adapun pendapatan bersihnya mencapai Rp512,26 miliar. Kapitalisasi pasar SSMS hingga 24 Oktober 2024 mencapai Rp11,05 triliun.
8. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mengelola perkebunan sawit, karet, teh, dan kakao dengan total lahan mencapai 111.240 hektare yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Jawa.
Adapun luasan perkebunan sawitnya sampai dengan 2022 mencapai 91.151 hektare. Perusahaan ini mengoperasikan 12 pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, dengan kapasitas pengolahan mencapai 2,7 juta TBS per tahun.
Sampai Juni 2024, LSIP mencatatkan aset senilai Rp12,51 triliun. Sepanjang tahun lalu, LSIP membukukan pendapatan senilai Rp4,19 triliun dengan pendapatan bersihnya mencapai Rp762 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp8,73 triliun.
9. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT)
Perusahaan ini mengelola perkebunan sawit dengan luasan 87.000 hektare yang berlokasi di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pada Juni 2024, BWPT mencatatkan aset senilai Rp10,07 triliun.
Sepanjang tahun lalu, BWPT membukukan pendapatan senilai Rp4,20 triliun dengan pendapatan bersih senilai Rp177 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp1,95 triliun.
10. PT FAP Agri Tbk (FAPA)
Perusahaan ini telah berdiri sejak 1994, dan mengelola perkebunan sawit dengan luasan lahan mencapai 110.000 hektare yang tersebar di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau.
Sampai dengan Juni 2024, FAPA memiliki aset senilai Rp8,38 triliun. Sementara kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp19,24 triliun. Sepanjang tahun lalu, perusahaan ini membukukan pendapatan senilai Rp5,06 triliun, dengan pendapatan bersih mencapai Rp153 miliar.
Selain 10 perusahaan di atas, masih ada beberapa perusahaan sawit lain di Indonesia yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Antara lain
11. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)
12. PT Golden Plantations Tbk (GOLL)
13. PT Gozco Plantation Tbk (GZCO)
14. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)
15. PT Citra Borneo Utama Tbk (PGUN)
16. PT Palma Selasih Tbk (PSGO)
17. PT Mahkota Group Tbk (MGRO)
18. PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN)
19. PT Jaya Agri Wattie Tbk (JAWA)
20. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)
Itulah 20 perusahaan sawit terbesar di Indonesia yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia.
(Nadya Kurnia)