Jakarta -
Viral video salah satu YouTuber asal Australia yang menunjukan proses produksi tahu di pabrik tahu Surabaya, Jawa Timur yang menggunakan bahan bakar dari sampah plastik. Konten ini juga menjadi sorotan bagi beberapa anggota Komisi IX DPR RI.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, Surya Utama atau Uya Kuya, mengatakan video tersebut telah viral hingga ke internasional. Ia menyayangkan karena bagaimana pengelolaan tahu di pabrik itu malah menghasilkan udara yang tidak sehat, baik untuk hasil produksi tahu dan lingkungan masyarakat sekitar.
"Ironinya saya melihat di EBC News, di Indonesia sampah plastik diimpor dari luar negeri ke Indonesia untuk bahan bakar pembuatan tahu tersebut," kata dia dalam rapat dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Charles Honoris meminta agar BPOM melakukan pemeriksaan terhadap pabrik-pabrik tahu di Indonesia. Karena menurutnya pabrik tahu tidak hanya di Surabaya, tetapi juga ada beberapa di Jakarta.
"Saya minta BPOM untuk bisa memeriksa tempat-tempat seperti ini, tempat produksi tahu ini tidak hanya di Surabaya. Di Jakarta ada namanya Kopti, itu sepertinya mirip-mirip produksi tahu seperti itu. Jadi saya berharap bisa mendatangi tempat-tempat tersebut, kalau ada pelanggara bisa dilakukan penindakan," ucapnya.
Untuk diketahui, video yang viral tersebut merupakan konten dari salah satu YouTuber asal Australia Andrew Fraser. Berjudul "Indonesia TOXIC TOFU Timebomb: Poisoning Millions Daily", konten itu diunggahnya pada 25 April 2025.
Video tersebut merupakan dokumenter Andrew Fraser menelusuri pabrik tahu di Surabaya. Hingga saat ini video tersebut telah ditonton sebanyak 2,6 juta kali.
BPOM Buka Suara
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, munculnya temuan pabrik tahu menggunakan bahan bakar sampah sebenarnya telah ada sejak 2019. Pihaknya meyakini kasus tersebut juga telah ditangani oleh pemerintah daerah kota Surabaya.
Tak hanya itu, pihak juga ikut turun tangan untuk melakukan mengambil tindakan melalui BPOM Surabaya. Terkait video yang baru saja viral, pihaknya memastikan akan mengirim kembali tim untuk melakukan pengecekan.
"Jadi kalau ditanya tentang bagimana kami mengamankan pangan menyangkut isu tofu atau tahu, kami sudah turun. Khusus beredar isu ini yang beredar sejak 2019 kami sudah koordinasi dengan balai besar Surabaya untuk turun kembali yang sudah ditindaklanjuti 2019, sekarang muncul lagi," pungkasnya.
(ada/rir)