Semester I 2025, Laba Bersih BCA Tembus Rp 29 Triliun

1 day ago 5

Jakarta -

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengantongi laba bersih sebesar Rp 29 triliun hingga semester I-2025. Perolehan laba ini naik sebesar 8% secara tahunan (yoy).

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Hendra Lembong mengatakan pencapaian kinerja laba BCA ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga. BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income yang mencapai 7% yoy menjadi Rp 42,5 triliun pada semester I-2025. Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6% yoy menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8% yoy.

Lalu, rasio cost to income (CIR) sebesar 29,1%, turun dari 30,5% pada tahun sebelumnya. BCA juga membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp959 triliun per Juni 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025. BCA senantiasa menyalurkan kredit secara prudent, mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan disiplin dalam menerapkan manajemen risiko. Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh nasabah, dukungan pemerintah, otoritas, serta para pemangku kebijakan sehingga BCA dapat melalui semester pertama 2025 dengan baik," kata Hendra dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Rabu (30/7/2025).

Hendra menerangkan kredit korporasi BCA tumbuh 16,1% yoy mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6% yoy menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1% yoy hingga Rp127 triliun. Hal ini ditopang pertumbuhan KPR sebesar 8,4% menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2% mencapai Rp65,4 triliun, total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6% yoy hingga Rp226,4 triliun.

Adapun outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tumbuh 9,4% yoy mencapai Rp23,4 triliun. Kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7% pada semester I 2025, membaik dari 6,4% pada tahun sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) terkelola di level 2,2%. Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2% dan 68,7%.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 21,1% yoy menyentuh Rp239,7 triliun per Juni 2025, setara 24,9% dari total portofolio pembiayaan. BCA berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.

Total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,7% yoy menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025. Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5% dari total DPK, tumbuh 7,3% mencapai Rp982 triliun. Total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17% yoy pada semester I 2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19% yoy.

"Aplikasi myBCA konsisten dikembangkan, dan salah satu inovasi terbaru adalah integrasi portofolio saham dan obligasi di BCA Sekuritas ke dalam aplikasi myBCA. Terdapat juga tambahan mata uang Won Korea Selatan pada Poket Valas myBCA, sehingga kini tersedia 17 mata uang asing pada menu tersebut," tambah Hendra.

(rea/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |