Jakarta -
Sektor industri pertambangan belakangan ini tengah menghadapi tantangan yang berat, mulai dari tren penurunan harga hingga adanya tekanan operasional akibat lonjakan biaya bahan bakar.
Menyikapi kondisi tersebut, VP Marketing PT Pertamina Lubricants Nugroho Setyo Utomo mengatakan pelaku industri tambang perlu mengoptimalkan teknologi untuk meningkatkan produktivitasnya. Menurutnya, transformasi digital, manajemen alat berat berbasis data, dan teknologi pelumasan canggih penting dalam menciptakan operasi tambang yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkannya dalam seminar teknis terkait Optimalisasi Efisiensi di Pertambangan Batubara: Strategi dan Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas yang digelar yang digelar PT Pertamina Lubricants di Novotel Balikpapan beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nugroho menjelaskan bahwa dari hasil seminar tersebut menyebutkan bahwa salah satu komponen utama penyumbang tingginya operasional industri batubara adalah pengoperasian armada dan alat berat.
"Efisiensi operasional tidak lagi hanya soal mengurangi biaya, tapi tentang bagaimana kita merancang ulang proses kerja dengan pendekatan yang lebih cerdas, digital, dan terintegrasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Nugroho juga menyampaikan bahwa pelumas berkualitas tinggi juga memiliki peran vital dalam mendukung efisiensi dan kinerja alat berat. Teknologi pelumasan modern bukan hanya menjaga stabilitas mesin dalam berbagai kondisi kerja ekstrem, tetapi juga membantu memperpanjang masa pakai komponen dan mengurangi frekuensi perawatan.
Ia mengatakan selama ini pelumas mungkin hanya menyumbang 3% dari total biaya pemeliharaan, namun memiliki peran krusial dalam mengendalikan hingga 70% kegagalan mekanis yang dapat dicegah. Pasalnya sebagian besar kegagalan mesin justru disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan pelumas (43%) serta kesalahan perakitan dan penyelarasan komponen (27%).
"Dengan sistem pelumasan yang dikelola dengan baik, perusahaan dapat meminimalkan kerusakan, mengurangi downtime, dan meningkatkan keandalan serta efisiensi operasional secara signifikan," katanya.
Sementara itu, Head of Tire Engineer dari PT Masabaru Gunapersada Andri Heryadi menambahkan pentingnya optimalisasi ban armada dan alat berat sebagai salah satu komponen strategis. Menurutnya overload yang umum terjadi di lapangan menyebabkan umur ban berkurang hingga 30%.
"Solusinya adalah dengan penggunaan ban berkapasitas lebih tinggi dan penerapan teknologi iTrack untuk memantau tekanan, suhu, dan distribusi beban secara langsung. Hasilnya, umur pakai ban meningkat, risiko kecelakaan menurun, dan efisiensi keseluruhan dapat dijaga," katanya.
(acd/acd)