Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melaju kencang akhir-akhir ini.
Saham Teknologi Ini Beri Cuan 113 Persen Sepekan saat Pasar Lesu. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melaju kencang akhir-akhir ini, membukukan kenaikan lebih dari 100 persen dalam sepekan dan hingga ribuan persen hanya dalam kurun 3 bulan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MLPT naik 3,14 persen ke Rp32.025 per saham pada Jumat (15/11/2024).
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp22,62 miliar, dengan volume perdagangan hanya 683,40 ribu saham.
Saham MLPT sempat ARA 5 hari beruntun, selama 8-14 November, mencatatkan kenaikan 113,50 persen dalam sepekan dan lonjakan harga sebesar 130,40 persen dalam sebulan.
Pergerakan tajam saham MLPT dimulai sejak awal September 2024. Apabila ditarik sejak 3 bulan lalu, saham ini sudah melambung 1.789,38 persen.
Kendati, perlu dicermati, penguatan tinggi ini membuat posisi MLPT rawan mengalami aksi ambil untung alias profit taking, kendati tidak serta-merta akan membawanya ke pembalikan arah yang signifikan.
Apalagi, valuasi MLPT di harga saat ini terbilang mahal, dengan price-to earnings ratio (PER) mencapai 152,72 kali dan price-to book value hingga 99,55 kali.
"MLPT merupakan saham yang bergerak di bidang IT," kata pengamat pasar modal, Michael Yeoh, kepada IDXChannel.com, Selasa (12/11/2024) lalu.
Namun, kata Yeoh, sektor ini sendiri saat ini tidak memiliki katalis spesifik.
“Pergerakan MLPT lebih disinyalir mengikuti pergerakan Lippo Group lain, yang dipicu oleh penjualan SILO,” ujarnya.
Memang, kata Yeoh, secara langsung, dampaknya tidak ada pada MLPT, tetapi PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan menerima dana segar dari penjualan SILO, dan saham-saham dalam grup tersebut cenderung bergerak mengikuti.
Sebagai pengingat, diwartakan pada 19 September 2024, LPKR melepas sebagian saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada (MKP).
Pelepasan 2,41 miliar saham SILO atau setara dengan 18,57 persen ini dilakukan dalam penawaran tender sukarela oleh Sight Investment Company Pte Ltd.
Perseroan menerima dana tunai sebesar Rp6,9 triliun dari transaksi ini. Dengan begitu, kepemilikan perseroan di SILO pun turun menjadi 29,09 persen.
"Transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utama kami di bidang real estate,” kata Presiden Direktur LPKR, Marlo Budiman dalam keterangan resminya, Kamis (19/9/2024).
Marlo menjelaskan, transaksi strategis ini memungkinkan perseroan untuk mengurangi tingkat utang, serta memperkuat fokus pada bisnis real estate dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya. Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya.
“Dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp4,3 triliun,” ujar Marlo.
Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Marlo menyebut, keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh yang meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.
Kenaikan tajam saham MLPT kontras dengan situasi pasar saham Indonesia pekan ini.
IHSG ditutup turun 0,74 persen ke 7.161,26 pada Jumat (15/11).
IHSG melemah sebanyak 4 kali dan hanya sekali menguat selama pekan ini, di tengah keluarnya arus modal asing, menyusul hasil pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pekan lalu hingga kabar pemangkasan bobot pasar saham RI di indeks favorit asing MSCI.
Nilai jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp6,15 triliun di pasar reguler dalam sepekan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.