Analis menyoroti pola bullish di saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) seiring rilis laporan keuangan 2024 yang menunjukkan perbaikan di sejumlah pos.
Laporan Keuangan 2024 Rilis, Analis Baca Pola Bullish di Saham GOTO. (Foto: GoTo)
IDXChannel – Analis menyoroti pola bullish di saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) seiring rilis laporan keuangan 2024 yang menunjukkan perbaikan di sejumlah pos.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/3/2025), pukul 09.52 WIB, saham GOTO stagnan di Rp83 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp90,58 miliar dan volume perdagangan 1,08 miliar saham.
Pada Rabu (12/3), mengantisipasi rilis laporan kinerja, saham GOTO ditutup naik 3,75 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham GOTO memiliki prospek menarik setelah merilis laporan keuangan 2024. Ia mencermati faktor fundamental dan teknikal yang dapat mempengaruhi pergerakan saham ini dalam beberapa waktu ke depan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai GOTO merupakan saham yang memiliki korelasi searah dengan pertumbuhan ekonomi rakyat. Dengan pemulihan ekonomi serta perbaikan daya beli ritel, saham ini berpotensi bergerak ke arah yang lebih baik.
Namun, kata Michael, tantangan utama GOTO saat ini adalah biaya operasional yang masih tinggi, terutama untuk gaji. “Sampai saat ini masih dalam proses perampingan. Diharapkan hal ini bisa semakin efisien ke depan,” ujarnya kepada IDXChannel.com, Kamis (13/3/2025).
Secara teknikal, Michael Yeoh menambahkan bahwa GOTO membentuk pola cup and handle yang akan terkonfirmasi jika mampu menembus level 90 dengan volume transaksi besar.
“Angka 90 juga menarik karena menjadi angka rumor dari nilai merger antara GOTO dengan GRAB,” kata Michael, merujuk ke rumor pasar yang kembali muncul soal potensi merger dua raksasa jasa ride-hailing di Asia Tenggara tersebut.
Rugi Susut
GOTO mencatatkan rugi bersih Rp5,5 triliun selama 2024, turun signifikan 94 persen secara tahunan (year on year/YoY) dari periode yang sama 2023 yang sebesar Rp90,5 triliun.
Penyusutan rugi bersih ini seiring peningkatan top line berupa kenaikan pendapatan bersih 8 persen YoY dari sebelumnya Rp14,8 triliun pada 2023 menjadi Rp15,9 triliun sepanjang 2024.
Selain itu, GOTO juga berhasil menekan biaya dan beban menjadi Rp18,1 triliun atau turun 27,6 persen YoY.
Pos yang paling signifikan berkontribusi atas turunnya rugi berjalan GOTO adalah kerugian penurunan nilai goodwill yang menyusut drastis dari Rp78,8 triliun pada 2023 menjadi hanya Rp308,1 miliar di 2024.
Sementara, metrik EBITDA Grup yang disesuaikan (adjusted EBITDA) melampaui target titik impas perseroan, mencapai Rp386 miliar selama 2024.
Angka tersebut merupakan perbaikan signifikan dari kerugian sebesar Rp2,3 triliun pada 2023. Menurut penjelasan perusahaan, hal ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan perbaikan dari sisi efisiensi biaya.
Unit bisnis Financial Technology mencatat EBITDA yang disesuaikan positif didorong oleh pertumbuhan tingkat penggunaan aplikasi GoPay dan peningkatan portofolio pinjaman.
Ekspansi lebih lanjut pada portofolio pinjaman dan EBITDA yang disesuaikan diharapkan berlanjut pada 2025.
Kemudian, unit bisnis On-Demand Services (ODS) terus mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas yang kuat. GTV inti tumbuh 24 persen YoY pada Kuartal 4 dan 17 persen untuk setahun penuh, sementara EBITDA yang disesuaikan mencapai Rp267 miliar pada Kuartal 4 dan Rp679 miliar untuk setahun penuh.
GoTo mempertahankan posisi kas dan neraca keuangan yang solid. Hingga 31 Desember 2024, perseroan memiliki kas dan setara kas serta deposito jangka pendek senilai Rp21 triliun atau setara dengan USD1,3 miliar.
Pada Juni 2024, pemegang saham GoTo menyetujui program pembelian kembali saham selama 12 bulan dengan nilai maksimum hingga US$200 juta. Hingga 28 Februari 2025, GoTo telah membeli kembali sejumlah 23,6 miliar saham, dengan nilai keseluruhan sekitar USD91 juta, atau Rp1,5 triliun.
Pada November 2024, perseroan juga menyelesaikan rencana penarikan saham treasuri, yang merupakan saham yang diperoleh oleh Perseroan sebelum IPO dan setelah IPO sebagai bagian dari program Greenshoe. Hal ini berdampak pada penurunan saham Seri A yang beredar kurang lebih 10,3 miliar saham.
Pada November 2024, GOTO juga meluncurkan Sahabat AI, sebuah Large Language Model (LLM) open-source yang dikembangkan terutama dalam Bahasa Indonesia - serta bahasa-bahasa daerah lainnya - untuk memenuhi kebutuhan lokal.
GoTo juga menyampaikan panduan EBITDA grup yang disesuaikan positif untuk 2025 di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.