Saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) kembali menyentuh ARA untuk kedua kalinya pada perdagangan Kamis (22/5/2025).
Saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) kembali menyentuh ARA untuk kedua kalinya pada perdagangan Kamis (22/5/2025). (Foto: iNews Media Group)
IDXChannel - Saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) kembali menyentuh batas auto reject atas (ARA) untuk kedua kalinya pada perdagangan Kamis (22/5/2025). Pergerakan ini melanjutkan tren serupa kemarin.
Hingga pukul 14.30 WIB, saham pemilik KFC Indonesia tersebut menguat 25 persen ke Rp300, melanjutkan kenaikan 35 persen. Dalam dua hari, saham FAST menguat hampir 70 persen.
Kenaikan tajam saham FAST terjadi selang beberapa hari setelah perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Setidaknya ada dua aksi korporasi penting yang diputuskan dalam rapat tersebut.
Pertama, pemegang saham pengendali, Gelael dan Anthoni Salim melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement kepada KFC Indonesia.
"Menyetujui pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 533 juta saham biasa pada harga pelaksanaan Rp150 per saham," kata Komisaris Independen FAST, Achmad Baiquni dalam Risalah RUPS.
Keduanya menyuntik modal KFC sebesar Rp80 miliar di tengah kondisi keuangan perseroan yang mengalami defisiensi modal. Aksi korporasi tersebut dilakukan di harga bawah sekaligus berdampak pada kenaikan porsi saham milik pengendali.
Porsi saham PT Gelael Pratama meningkat menjadi 41,18 persen. Sementara Anthoni Salim yang memiliki saham FAST lewat PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) meningkat menjadi 37,51 persen. Saham publik (free float) terdilusi 11,37 persen.
Kedua, perseroan juga meraih restu pemegang saham untuk menjual saham hasil pembelian kembali (buyback) alias saham treasuri. Persetujuan tersebut terkait rencana penjualan saham treasuri di bawah harga beli.
"Menyetujui rencana direksi perseroan untuk melaksanakan transaksi pengalihan saham," katanya.
Dalam laporan keuangan FAST, hingga 31 Maret 2025, perseroan tercatat memiliki 3,2 juta saham treasuri. Jumlah tersebut setara 0,08 persen saham dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.
FAST melakukan buyback saat pandemi Covid-19 pada 2020. Saat itu, FAST menghabiskan dana Rp3,27 miliar, sehingga harga beli rata-ratanya sebesar Rp1.020. Harga rata-rata itu menjadi tergolong tinggi mengingat saham FAST terus turun hingga ke level Rp200-Rp300.
Kenaikan saham FAST dalam beberapa hari terakhir ditopang oleh volume pembelian yang kuat. Jika biasanya transaksi harian saham berada di kisaran puluhan juta rupiah, maka kini mencapai angka miliaran rupiah. Kemarin saja, transaksi harian menembus Rp6 miliar.
(Rahmat Fiansyah)