Saham Bank Mini Masih Bertenaga, Emiten Aguan (INPC) Naik 25 Persen

3 weeks ago 7

Sejumlah saham emiten bank mini (KBMI 1 & 2) kembali menguat pada perdagangan Selasa (22/10/2024), melanjutkan tren positif sejak pekan lalu.

 Freepik)

Saham Bank Mini Masih Bertenaga, Emiten Aguan (INPC) Naik 25 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Sejumlah saham emiten bank mini (KBMI 1 & 2) kembali menguat pada perdagangan Selasa (22/10/2024), melanjutkan tren positif sejak pekan lalu.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.45 WIB, saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) melesat 25,53 persen ke Rp118 per saham.

Pada Senin, saham bank milik taipan Sugianto Kusuma alias Aguan dan Tomy Winata tersebut ditutup naik tinggi 30,56 persen.

Aguan dan Tomy Winata saat ini sama-sama menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama INPC. 

Keterbukaan informasi teranyar dari INPC adalah soal laporan bulanan registrasi pemegang saham per 30 September 2024 yang terbit pada 10 Oktober 2024.

Saham Grup MNC PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) kembali mendaki 10,29 persen, usai naik 1,49 persen kemarin.

Kemudian, saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) terangkat 5,00 persen.

Saham PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) juga menguat 4,17 persen. Pada Kamis (17/10) pekan lalu, saham BVIC melambung 13,79 persen.

Menurut pemberitaan Kontan, Selasa (15/10/2024) lalu, PT Bank Tabungan Negara (BTN) telah menyepakati harga dengan calon bank syariah, yang diperkirakan adalah PT Bank Victoria Syariah, untuk menjadi cangkang dalam proses spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN Syariah.

Proses akuisisi ini merupakan bagian dari rencana BTN memisahkan BTN Syariah menjadi bank umum syariah. Sebelumnya, BTN sempat membatalkan rencana akuisisi Bank Muamalat Indonesia.

Manajemen BBTN mengatakan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) diharapkan selesai tahun ini. Transaksi ini akan difinalisasi setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), dengan target spin-off pada Juni atau Juli 2025. Menurut sumber Kontan, nilai akuisisi mencapai Rp 1,7 triliun.

Dalam analisis terbaru terkait kabar di atas, Stockbit juga memberikan perkiraan mengenai identitas bank syariah yang akan diakuisisi oleh BBTN.

“Walaupun nama bank syariah yang hendak diakuisisi BBTN tersebut belum diungkapkan, kami memperkirakan bahwa bank tersebut adalah PT Bank Victoria Syariah,” kata Stockbit, Rabu (16/10/2024).

Bank ini dimiliki 80,2 persen oleh PT Victoria Investama Tbk (VICO) dan 19,8 persen oleh BVIC.

Jika akuisisi senilai Rp1,7 triliun tersebut terwujud, kata Stockbit, valuasi implikasinya adalah PBV (price-to book) 1,6x (kali) atau P/E (price-to earnings) 174x berdasarkan kinerja PT Bank Victoria Syariah pada FY23.

Menurut penjelasan Stockbit, dalam konteks beberapa akuisisi besar bank swasta publik dalam beberapa tahun terakhir, Bangkok Bank mengakuisisi Bank Permata (BNLI) dengan valuasi 1,63x PBV pada 2020 dan MUFG mengakuisisi Bank Danamon (BDMN) dengan valuasi 2,0x PBV pada 2017–2019. Sementara itu, Bank OCBC NISP (NISP) baru-baru ini mengakuisisi Bank Commonwealth dengan valuasi PBV 0,54x.

Selain nama-nama di atas, saham bank mini lainnya ikut menghijau. Sebut saja, BGTG terapresiasi 3,53 persen, AMAR 2,78 persen, BNBA 2,70 persen, BCIC 1,54 persen, BBHI 1,06 persen, BBYB 0,72 persen, dan ARTO 0,68 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |