Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur Bali, dan revitalisasi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah bakal tuntas di 2024.
Proyek KEK Sanur dan Revitalisasi Borobudur Dipastikan Tuntas di 100 Hari Kerja Prabowo (Foto: dok website KEK)
IDXChannel - Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur Bali, dan revitalisasi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah bakal tuntas di 2024.
Kedua proyek strategis ini dimasukkan dalam program 100 hari Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka usai dilantik pada Minggu (20/10/2024).
Pgs Corporate Secretary Group Head InJourney, Yudhistira Setiawan mengatakan, seluruh anak usaha atau subholding InJourney sudah diarahkan oleh pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama InJourney, Maya Watono untuk mengebut proyek tersebut.
“Jadi kebetulan memang tadi kami baru mengumpulkan direksi seluruh member InJourney untuk diberikan arahan oleh bu Maya. Targetnya adalah bahwa yang pertama tetap kita melanjutkan program-program yang sudah ada, proyek-proyek strategis yang sudah ada tetap kita lanjutkan,” ujar Yudhistira saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (22/10/2024).
KEK Sanur merupakan Kawasan Ekonomi Khusus kesehatan pertama di Indonesia, dikembangkan di atas lahan seluas 41,26 hektare (Ha) dengan fasilitas kesehatan dan pariwisata terintegrasi berstandar internasional.
Salah satu fasilitasnya yaitu International Medical Facility yang membawa Top Notch Brands, menghadirkan Best Technology & Medicines serta Expertise untuk menciptakan Seamless Experience bagi pengunjung.
Sementara itu, InJourney juga mendesain master plan atau penataan ulang kawasan Candi Borobudur. Revitalisasi kawasan Borobudur menggunakan empat pilar, yakni spiritual, konservasi, pendidikan, dan pariwisata.
Pada pilar spiritual dilakukan penataan ruang, fasilitas, dan pengembangan kegiatan spiritual. Untuk pilar ini, InJourney melakukan revitalisasi ruang terbuka hijau dan lansekap sebagai outdoor venue untuk kegiatan studi spiritual.
Dilakukan pula revitalisasi untuk fasilitas pendukungnya. Pilar konservasi dilakukan dengan preservasi situs warisan budaya dan revitalisasi ruang terbuka hijau, lanskap untuk fungsi penyangga pelestarian situs dan melakukan pengaturan alur kunjungan wisatawan dan kuota naik ke candi.
Lebih lanjut, pilar pendidikan dilakukan melalui pengembangan ruang dan fasilitas interpretasi dan edukasi. Sementara pariwisata adalah dengan pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
“Yang kedua revitalisasi Borobudur, kita akan menjadikan Borobudur sebagai buddhist center terbesar di dunia kalau perlu, dan juga menjadi wisata religi untuk penganut agama Buddha, pilgrim tourism,” kata Yudhistira.
(DESI ANGRIANI)