PLN Ajak Swiss Genjot Potensi PLTA di Indonesia

18 hours ago 3

Jakarta -

PT PLN (Persero) menyatakan komitmennya dalam transisi energi dan penggunaan energi bersih, termasuk dalam pengembangan hydropower atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLN menyatakan terbuka dengan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi yang tersedia, termasuk dengan Swiss.

Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar menyatakan, saat ini potensi energi hydro yang berhasil dimanfaatkan baru mencapai 5,8 gigawatts (GW) dari total potensi yang ada sebesar 29 GW.

"Kita sedang ada di persimpangan jalan, kita sedang mengarah ke renewable energy. Kita akan meningkatkan yang hydro, dari saat ini hanya 5,8 GW, termasuk large scale dan mini hydro power plant, kita akan meningkatkannya," ujarnya dalam Konferensi Pembangkit Listrik Tenaga Air Indonesia-Swiss 2025 di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suroso menambahkan, saat ini 66% dari total pembangkit listrik PLN masih berasal dari batu bara, sementara energi bersih baru 13%. Artinya masih ada peluang yang dapat terus dioptimalkan di sektor energi air.

Menurutnya dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru pemerintah dan PLN sudah menyepakati adanya tambahan pembangkit listrik mencapai 71 GW dalam 10 tahun ke depan. Nantinya sekitar 59% kapasitas listrik dipasok dari sumber yang bersih.

"Kapasitas baru tambahan sekitar 71,2 GW. 59% berasal dari renewable energy, yang mana 11,7 GW, 28% berasal dari large dan mini hydropower," sebutnya.

Pada kesempatan itu ia mengajak investor Swiss bekerja sama dalam pengembangan PLTA di Indonesia. Menurut Suroso Swiss punya reputasi baik di sektor PLTA yang teknologinya sudah diterapkan di Indonesia.

"Generator PLTA tertua (di Indonesia), tahun 1901 atau 1908 mesinnya dibuat oleh Swiss. Bendungan Citarum, Saguling, Cirata, PLTA Saguling 884 MW, PLTA yang cukup besar di Indonesia, dan di sekitarnya ada PLTA Bengkok di Dago, semuanya menunjukkan testimoni bagaimana teknologi Swiss berkontribusi dalam pengembangan PLTA di Indonesia," bebernya.

Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder menyebut Swiss punya reputasi baik dalam pengembangan PLTA. Saat ini, kata dia, 60% listrik di Swiss disuplai dari PLTA.

"Swiss dikenal dengan keahliannya di hydropower dengan lebih dari 700 PLTA yang mencakup 60% dari total kapasitas," ujar Olivier.

Menurutnya Konferensi Pembangkit Listrik Tenaga Air Indonesia-Swiss diharapkan bisa mempererat kerja sama kedua negara dan pertukaran pengetahuan di bidang energi air. Terlebih, kata dia, banyak perusahaan Swiss unggul dalam teknologi PLTA canggih seperti pumped storage, turbin, hingga infrastruktur grid.

Simak juga Video: PLN Jalin Kerja Sama Strategis di COP29

(ily/ara)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |