Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyuntikkan modal ke anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) untuk kebutuhan modal kerja mendukung kelancaran operasional dan pengerjaan proyek strategis. Dana ini berbentuk pinjaman sebesar Rp 82 miliar.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/7/2025), besaran jumlah pinjaman ini ditentukan berdasarkan rencana penggunaan dana yang telah disusun oleh ADCP. Tanpa pinjaman dana dari ADHI, ADCP mengaku akan menghadapi keterbatasan likuiditas yang menghambat kelancaran operasional dan pengembangan proyek.
"Nilai pinjaman Rp 82,0 miliar ditetapkan berdasarkan kebutuhan modal kerja ADCP untuk mendukung kelancaran operasional, modal kerja proyek strategis," tulis Manajemen ADCP.
Sementara bunga pinjaman, ditetapkan sebesar 9,02% per tahun berdasarkan kesepakatan kedua perusahaan tersebut. Manajemen menjelaskan, tingkat bunga pinjaman ditetapkan sesuai kondisi pasar, kewajaran komersial, dan telah dinilai melalui Fairness Opinion (FO) oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk memastikan kesesuaian dengan prinsip transaksi wajar dan independen.
Sementara untuk skema pembayaran bunga dan pokok pinjaman, akan dilakukan dengan sumber utama dari penerimaan kas operasional. ADCP juga berkomitmen untuk menggunakan penerimaan kas operasional untuk membayar kembali fasilitas pinjaman.
"Jangka waktu pengembalian pinjaman ditetapkan sampai dengan 30 Juni 2028," jelasnya.
Manajemen mengakui, saat ini perseroan tengah menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Di sektor internal, ADCP dihadapkan dengan penurunan daya beli masyarakat, ketidakpastian ekonomi, hingga fluktuasi suku bunga yang mempengaruhi kemampuan pembiayaan
konsumen.
Selain itu, perseroan juga menghadapi permintaan pasar terhadap properti yang terus mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, pengelolaan proyek yang kompleks juga mempengaruhi kondisi operasional ADCP.
"Kondisi ini berimbas pada beberapa proyek yang sedang berjalan, di mana kami harus melakukan penyesuaian baik dari sisi timeline maupun anggaran untuk memastikan keberlanjutan operasional," imbuhnya. (ara/ara)