Jakarta -
Perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang dunia. Trump menerapkan tarif resiprokal yang cukup besar terhadap sejumlah negara. Kondisi ini memicu tertekannya pasar keuangan hingga pasar saham dunia.
Kondisi kian memburuk setelah sejumlah negara, salah satunya China, memberi respons yang sama kerasnya. Di tengah kondisi seperti ini, bagaimana strategi investasi yang harus dilakukan?
Chief Investment Officer (CIO) Bank DBS, Hou Wey Fook mengatakan, penting untuk para investor membangun resiliensi atau ketahanan terhadap portofolio investasi. Misalnya dengan melihat kondisi perusahaan yang akan dipilih untuk investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya jika investasi di perusahaan yang tidak profit, bakar-bakar uang, ketika perusahaan tersebut jatuh, mereka akan sulit untuk bangkit. Mereka cenderung berada di bawah," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/3/2025).
Lalu di tengah perang tarif, mempertimbangkan untuk memilih perusahaan yang bakal relokasi ke AS akan memberikan keuntungan. Pasalnya perusahaan tersebut punya risiko terkena tarif dari Trump yang lebih kecil.
Perusahaan China juga perlu dicermati, khususnya karena punya resiliensi pasar domestik yang cukup kuat. Mereka juga didukung oleh pemerintahan yang berupaya memberikan stimulus angka konsumsi domestik tetap terjaga.
Adapun DBS menyebut kuartal pertama tahun 2025 menjadi tahun yang ditandai dengan volatilitas. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya kebijakan tarif resiprokal Trump serta langkah efisiensi yang dilakukan di Negeri Paman Sam.
Untuk membangun ketahanan portofolio, DBS menyarankan investor untuk menggandakan perlindungan melalui eksposur ke emas dan aset swasta yang berkualitas. Harga emas telah melonjak karena ketidakpastian di bawah Trump 2.0 terus mendorong permintaan safe haven dalam jangka pendek.
Secara umum, kata dia, diversifikasi investasi perlu untuk dipertimbangkan. Aset yang bisa dipilih mencakup saham, obligasi, hingga emas. Yang menjadi penekanan adalah memilih aset berkualitas tinggi demi menjaga resiliensi.
(ily/kil)